bakabar.com, BANJARBARU – Intensitas hujan tinggi disebut sebagai pemicu banjir sejumlah kawasan di Hulu Sungai Tengah (HST), termasuk Kecamatan Hantakan.
Sungai Hantakan kembali meluap dan menggenangi permukiman warga, Rabu (17/8). Ironisnya kejadian ini merenggut nyawa seorang balita di Desa Tilahan.
Bocah berusia 2 tahun itu diseret arus banjir dan ditemukan meninggal dunia, setelah terjatuh dari sepeda motor yang dikendarai sang ibu.
Berdasarkan analisis bencana, banjir di HST disebabkan intensitas hujan yang tinggi dan berdurasi cukup lama.
“Hujan sejak pukul 14.30 hingga menjelang malam di wilayah pengunungan sampai ke Barabai. Akibatnya air sungai mengalami peningkatan,” papar Kepala Sub Bagian Kedaruratan BPBD Kalsel, Saefudin Dinarja, Jumat (19/8).
“Selain di Hantakan, banjir juga melanda tiga kecamatan lain di HST, yakni Haruyan, Batu Benawa dan Barabai,” imbuhnya.
Adapun ketinggian air bervariasi mulai 2,2 meter hingga 8 meter. Pun akibat arus deras, jembatan darurat di Desa Patikalain, Hantakan, dilaporkan hancur.
“Terkait isu ketinggian air mencapai 8 meter, memang dikonfirmasi benar. Namun tidak seperti yang tersebar di media sosial,” tukas Saefudin Dinarja.
“Untuk penanganan kedaruratan, BPBD menyerahkan bantuan mi instan dan air mineral melalui Kepala Desa Haruyan Seberang untuk disalurkan kepada warga yang sempat mengungsi di Masjid Mujahidin,” imbuhnya.
Sementara berdasarkan pantauan terkini, kedalaman air sungai di Barabai maupun Hantakan sudah berangsur normal.
“Selanjutnya kami menyarankan kepada pemerintah setempat agar melakukan penanaman pohon sebagai resapan air, sehingga aliran dari atas gunung dapat diminimalkan,” tandas Saefudin.