Ekonomi Biru

Industri Hilirisasi Sektor Perikanan, Wujud Kebijakan Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan program ekonomi biru mampu memacu tumbuhnya industri hilirisasi sektor perikanan di Indonesia.

Featured-Image
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam forum diskusi mendalami Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang digelar KKP bersama Komisi IV DPR RI, di Jakarta, Kamis (9/2). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan program ekonomi biru mampu memacu tumbuhnya industri hilirisasi sektor perikanan di Indonesia.

Hilirisasi yang dimaksud, diantaranya penangkapan ikan terukur berbasis kuota hingga pembangunan tambak udang berkelanjutan.

"Ada kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, di mana nantinya kapal harus berangkat dan mendaratkan hasil tangkap di pelabuhan yang sama dan ikan tidak boleh dipindahkan ke kapal lain sebelum didaratkan untuk dihitung," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/2).

Dengan hadirnya kebijakan penangkapan ikan terukur (PIT), kata Trenggono, akan mendorong tumbuhnya industri hilir perikanan di sekitar pelabuhan, seperti unit pengolahan ikan, distribusi produk perikanan.

Baca Juga: KKP Hadirkan Zona Integritas Wujud Capaian Pelayanan Publik Berkualitas

"Serta usaha-usaha lain untuk yang akan menyokong produktivitas perikanan," ungkapnya.

Hal itu dikarenakan mekanisme perikanan tangkap yang mengharuskan kapal penangkap mendaratkan ikan di pelabuhan perikanan yang telah ditetapkan pemerintah, yakni di sekitar lokasi penangkapan. Dengan begitu akan terjadi pemerataan distribusi pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar lokasi penangkapan, sehingga tidak lagi terpusat di Pulau Jawa.

Lebih lanjut, kebijakan ekonomi biru juga akan mendorong hilirisasi subsektor perikanan budi daya di Indonesia. Kini, KKP tengah membangun model tambak udang berkelanjutan di Kebumen, Jawa Tengah berisi 149 petak tambak di lahan seluas 69 hektare. 

Produktivitas per hektare tambak tersebut mencapai 40 ton per tahun dan mampu menghasilkan nilai ekonomi mencapai Rp400 miliar. Selain di Kebumen, model tambak serupa akan dibangun di wilayah lain untuk menggenjot produksi udang nasional yang ditargetkan mencapai 2 juta ton pada tahun 2024.

Baca Juga: Selain Hilirisasi Industri, Kalbar Dorong Ekonomi Hijau

Sebagai informasi, lima program ekonomi biru KKP meliputi perluasan target kawasan konservasi perairan, penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budi daya perikanan ramah lingkungan khususnya untuk komoditas unggulan ekspor (udang, kepiting, rumput laut, lobster).

"Termasuk pengelolaan berkelanjutan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta penanganan sampah plastik di laut melalui program Bulan Cinta Laut," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner