bakabar.com, JAKARTA - Peringatan hari Tuberculosis (TBC) dunia yang diperingati 24 Maret menjadi refleksi dunia kesehatan untuk penanganan salah satu penyakit laten dunia ini.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan sebagai Rumah Sakit pengampu penyakit paru-paru, setidaknya mencatat bahwa saat ini Indonesia memiliki 969.000 penderita TBC.
"Kita menduduki peringkat kedua di dunia dan peringkat kedua ini setelah China. Jumlah kasus kita adalah 969.000 jiwa atau 1 orang setiap 33 detik itu kena TB (Tuberkulosis)," kata Direktur Umum RSUP Persahabatan, Prof Dr. dr. Agus Dwi Susanto saat konferensi pers peringatan Hari TBC Sedunia, Jakarta (24/3).
Baca Juga: 25 Orang Meninggal Akibat TBC di Kendari, Dinkes: Ada Komplikasi!
Lebih lanjut Prof dr. Agus menuturkan bahwa pihaknya telah diberikan instruksi oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk menangani penyakit TBC secara nasional dengan menggencarkan penyuluhan penanganan TBC secara menyeluruh.
Langkah tersebut sebagai upaya untuk menuntaskan penyakit TBC ditengah masyarakat pada targetnya di tahun 2030.
"Menjadi pengampu Rumah Sakit di daerah dalam menangani pasien TB di Rumah Sakit masing-masing. Kami berkewajiban memberikan peningkatan kompetensi-kompetensi kepada RS di provinsi dalam menanggulangi TB, mulai dari kasus yg sederhana sampai kompleks untuk operasi atau tindakan intervensi," ujarnya.
Baca Juga: Peringati Hari Kesadaran Rheumatoid Arthritis dengan Kenali Jenis Penyakit Autoimun
Berkaitan dengan itu, mereka secara aktif melakukan penelitian dan kajian sebagai upaya untuk menangani berbagai kasus TBC yang masih sangat tinggi di Tanah Air.
"Sebagai rumah sakit pengampu Tuberculosis nasional tentu harus berpartisipasi dalam upaya menanggulangi TB di Indonesia menuju mengeliminasi TB tahun 2030," lanjut Prof dr. Agus.
Untuk itu, RSUP Persahabatan meminta kepada masyarakat untuk tidak segan-segan memeriksalam diri jika termengalami indikasi penyakit TBC.
Bagi yang mengalami gejala batuk yang tidak kunjung mereda, penurunan nafsu makan yang disertai dengan penurunan berat badan. Kemudian mengalami keringat di malam hari sebagai ciri awal TBC agar dapat memeriksakan diri ke Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) sekitar.
Baca Juga: Kenali Bahaya Etilen Glikol pada Obat Batuk yang Menyerang Ginjal
Masyarakat tak perlu khawatit soal biaya karena pengobatan yang ditangani oleh Fasyankes pemerintah diberikan secara cuma-cuma.
Sedangkan untuk masyarakat yang berkontak dengan penderita TBC untuk rutin melakukan pemeriksaan.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk pencegahan dijelaskan Direktur Umum RSUP Persahabatan, Prof Dr. dr. Agus Dwi Susanto adalah:
1. Tingkatkan imunitas (makan bergizi, istirahat yg cukup).
2. Vaksinasi BCG bagi anak-anak itu satu upaya untuk mencegah supaya tidak terkena TB yangg berat.
3. Apabila ada keluarga yang sakit maka dipastikan keluarga tersebut melakukan pola hidup baik, agar tidak menularkan kepada yang lain. Misal dengan etika batuk yg baik (batuk ditutup, tidak buang dahak sembarangan)
4. Terakhir adalah bagaimana kepada seluruh masyarakat juga mengawasi apabila ada keluarga yg memiliki gejala, deteksi dini batuk, berat badan turun, demam, segera lakukan periksakan ke dokter.