LIFESTYLE

Peringati Hari Kesadaran Rheumatoid Arthritis dengan Kenali Jenis Penyakit Autoimun

Tanggal 2 Februari diperingati sebagai Hari Kesadaran Rheumatoid Arthritis. Ada sejumlah penyakit autoimun selain rheumatoid arthritis. Apa sajakah itu?

Featured-Image
Ilustrasi pengobatan jenis-jenis penyakit autoimun (Foto: dok. thinkstock)

bakabar.com, JAKARTA  - Tanggal 2 Februari diperingati sebagai Hari Kesadaran Rheumatoid Arthritis. Sesuai namanya, momen yang dicetuskan The Rheumatoid Patient Foundation pada 2013 itu bertujuan menyebarkan kesadaran tentang penyakit autoimun tersebut.

Itu merupakan peradangan jangka panjang pada sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang keliru menyerang tubuh. Orang yang terjangkit gangguan ini lazimnya mengalami bengkak, nyeri, dan kaku pada sendi.

Rheumatoid arthritis sejatinya adalah penyakit autoimun yang paling umum ditemukan di dunia. Kendati begitu, sayangnya hingga kini belum ada obat yang mampu menyembuhkan gangguan tersebut sepenuhnya.

Biasanya, dokter hanya akan meresepkan obat penghilang rasa sakit, obat anti inflamasi, dan suntikan yang disebut kortikosteroid guna mengobati radang sendi. Terapi fisik dan perawatan chiropraktik juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan.

Sebagai penyakit autoimun, adalah hal lumrah bila penyebab pasti rheumatoid arthritis belum diketahui. Sebab, umumnya gangguan autoimun lainnya pun demikian; pemicu pastinya tidak dikenali, namun diduga berkaitan dengan faktor genetik.

Meski penyebabnya sama-sama ‘misterius’, setiap jenis penyakit autoimun menunjukkan gejala berbeda. Gangguan tersebut pun bisa menyerang bagian tubuh berbeda. Untuk itu, merangkum berbagai sumber, berikut deretan penyakit autoimun selain rheumatoid arthritis:

Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan kerusakan pada selubung mielin. Selubung mielin sendiri adalah lapisan pelindung yang mengelilingi sel saraf pada sistem pusat saraf. 

Kerusakan tersebut dapat memperlambat kecepatan pengiriman pesan dari otak dan sumsum tulang belakang dari dan ke seluruh tubuh. Sehingga, gejala yang ditimbulkan pun berupa mati rasa, kelemahan, gangguan keseimbangan, hingga sulit untuk berjalan. 

Bila gangguan ini terus dibiarkan, pengidapnya berpotensi harus menggunakan bantuan untuk berjalan. Bantuan tersebut mesti digunakan selama puluhan tahun, terhitung dari awal multiple sclerosis menjangkiti si penderita.

Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)

Penyakit ini merupakan inflamasi yang disebabkan autoimun kronis. Lupus dapat menyebabkan masalah pada banyak bagian tubuh, mulai dari kulit, sendi, darah, jantung, paru, dan sebagainya. 

Pengidap lupus biasanya menunjukkan gejala berupa nyeri sendi, ruam, sensitif terhadap sinar matahari, hingga mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Kalau mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan.

Sebab, jika tidak, penderita gangguan autoimun kronis tersebut berpotensi kehilangan nyawa. Karena itulah, pengobatan penyakit ini sebaiknya dilakukan secara dini guna meminimalisasi kematian.

Penyakit Addison

Penyakit addison dapat memengaruhi kelenjar adrenal, yaitu bagian tubuh yang menghasilkan hormon kortisol, aldosteron, bahkan hormon androgen. Saat hormon kortisol diproduksi terlalu sedikit, cara tubuh dalam mengolah dan menyimpan karbohidrat dan glukosa pun terpengaruh. 

Sementara, kekurangan aldosteron berpotensi menyebabkan tubuh kehilangan natrium ataupun kelebihan kalium dalam aliran darah. Sebab itulah, pengidap gangguan ini biasanya merasakan gejala berupa kelemahan, kelelahan, penurunan berat badan, hingga gula darah yang rendah. 

Pada tahap yang lebih parah, gejala yang ditimbulkan pun bertambah. Yakni, berupa nyeri pada punggung bagian bawah, sakit perut yang parah, tekanan darah sangat rendah, dan penurunan kesadaran.

Grave’s Disease

Penyakit autoimun ini menyerang kelenjar tiroid di leher, sehingga produksi hormon terjadi berlebihan. Hormon tiroid sendiri berguna dalam mengatur penggunaan energi tubuh atau metabolisme.

Kalau hormon tersebut diproduksi berlebihan, seseorang dapat mengalami gejala berupa detak jantung cepat, intoleransi terhadap panas, hingga penurunan berat badan. Bahkan, gejala yang paling terlihat adalah exophthalmos atau mata menonjol.

Itulah sejumlah penyakit autoimun yang setidaknya perlu Anda waspadai. Manakala orang terdekat mengalami gejala-gejala demikian, segera periksakan ke dokter sedini mungkin.

Editor


Komentar
Banner
Banner