Potensi Gas Alam

Indonesia Jadi Raja Gas? Menteri ESDM: Ssst.. Masih Ada Qatar

Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Arifin Tasrif memperhitungkan bahwa Indonesia bakal memiliki pasokan gas berlebih hingga 11 triliun kaki kubik (TCF)

Featured-Image
Menteri ESDM Arifin Tasrif. Foto: apahabar.com/Ayyubi

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Arifin Tasrif memperhitungkan Indonesia bakal memiliki pasokan gas berlebih hingga 11 triliun kaki kubik (TCF).

Potensi tersebut, kata dia, dimungkinkan muncul dari dalam aliran sejumlah lapangan di portofolio Laut Andaman, di lepas pantai Aceh nantinya.

"[Potensi] 11 triliun TCF kan gede," kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/1).

Baca Juga: Reaksi Menteri ESDM IKN Dikepung Tambang Ilegal

Oleh karena itu, Arifin mengatakan pihaknya kini tengah mempertimbangkan untuk membangun kilang gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) baru di sekitaran Aceh. 

Menurut Arifin, fasilitas kilang LNG Arun yang saat ini ada di Aceh tidak dapat dimanfaatkan untuk menyerap potensi gas yang terbilang besar. Karena itu, pembangunan fasilitas kilang anyar diperlukan.

“[Fasilitas kilang LNG Arun] kan sudah 'busuk' semua, kayaknya nggak bisa dipakai itu,” kata dia. 

Baca Juga: Menteri ESDM Buka-bukaan Alasan Harga Pertalite Tak Turun

Meski begitu, kata Arifin, besaran potensi gas tersebut belum bisa menjadikan Indonesia sebagai raja gas di dunia.

Pasalnya, ada Qatar yang memiliki potensi gas jauh di atas Indonesia, hingga 600 triliun kaki kubik.

"Eh Qatar itu udah 600 TCF loh sssttt," jelas dia.

Kendati demikian, setidaknya kata dia potensi itu mampu untuk menekan harga gas agar tidak terlalu mahal dan bisa lebih kompetitif.

Baca Juga: Sisi Gelap Transparansi Upah Pekerja Smelter di Morowali

Hal itu dapat terjadi bila ditunjang oleh infrastruktur yang memadai. Dalam hal ini adalah sambungan pipa yang nanti tinggal dicabangkan. Lalu masuk ke masing-masing pembangunan jaringan gas kota (jargas).

"LPG juga bisa. Ya kalo LPG sekarang kan orang nenteng ke rumah. Kalau ini kan kita smabungin tinggal cetek gitu doang. Ini yang ingin kita permudah, ketahanan energy, affordable juga harganya buat masyarakat kompetitif dan gampang," tandas dia.

Editor
Komentar
Banner
Banner