bakabar.com, MARTAPURA – Para pembudidaya ikan di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, terancam merugi setelah terjadi penurunan debit air sungai aliran Riam Kanan.
Kepala Dinas Perikanan (Kadiskan) Banjar, M Riza Dauly, mengaku sudah menerima laporan tersebut dari pembudidaya ikan tawar beberapa desa di Karang Intan.
“Debit air yang masuk ke sungai dari Bendungan Riam Kanan menurun. Manajer PLTA Riam Kanan juga sudah menginformasikan ke kami,” ujar Riza Dauly, Selasa (10/8).
Ia melanjutkan kondisi waduk Riam Kanan saat ini mengalami penurunan debit air.
Pihak PLTA pun melakukan penghematan air dengan hanya membuka satu pintu waduk demi menjaga pasokan listrik tetap normal.
Sungai Dangkal, Jutaan Ikan Budidaya di Karang Intan Terancam Mati
“Kalau seperti biasanya dua sampai tiga pintu dibuka saat volume waduk melimpah,” terangnya.
Selain untuk pasokan listrik, waduk Riam Kanan diprioritaskan menghasilkan bahan air baku dan irigasi untuk pertanian.
“Memang itu yang utamanya. Kita ini (perikanan) sektor sampingan saja,” kata Kadiskan.
Lebih jauh Riza Dauly menjelaskan sejak bulan Mei lalu ia sudah mewanti-wanti pembudidaya terkait masuknya musim kemarau.
“Sehingga langkah-langkah strategis untuk menghindari kematian ikan dan kerugian pembudidaya, sudah kami imbauan agar melakukan penebaran benih dan siklus panen, sehingga tidak berisiko kerugian besar,” papar Riza Dauly.
Pembudidaya juga diimbau waktu itu agar segera memberikan vitamin atau probiotik, termasuk menjaga kebersihan lingkungan ikan.
“Hingga sampai masa usia panen mereka memanen, kemudian memindahkan ke tempat lebih apabila sudah tidak memungkinkan lagi di jala apung. Kami tidak menginginkan kejadian seperti 2019 kembali terulang lagi,” tutur Riza Dauly.
Ia menambahkan, saat ini sudah ada beberapa pembudidaya ikan tawar di Karang Intan yang ikannya sudah mulai mati.