Regional

Hiks, Satu Keluarga di Cianjur Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni

Kondisi rumah satu keluarga di Kampung Purabaya, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, sangat memprihatinkan.

Featured-Image
Kondisi rumah tidak layak huni di Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Cianjur. Foto : apahabar.com / Riski Maulana

bakabar.com CIANJUR - Kondisi rumah satu keluarga di Kampung Purabaya, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, sangat memprihatinkan.

Kondisi rumah yang sudah tidak layak tersebut dihuni oleh sembilan orang yang harus tidur berdempetan di tengah rumah. Kondisi semakin nahas ketika hujan turun membuat rumah bocor karena atapnya lapuk dan genteng yang rusak.

Ranto Sugito (43) selaku kepala Keluarga mengungakapkan sudah 10 tahun dirinya bersama keluarga tinggal di rumah yang tidak layak huni tersebut. Bangunan rumah yang terbuat dari kayu dan bilik bambu itu, kondisinya semakin reyot dan mengkhawatirkan saat ditinggali.

"Yang tinggal di situ ada sembilan orang termasuk saya, jadi ada saya dan istri kemudian lima anak dan mertua saya," tuturnya kepada awak media pada Kamis (21/9).

Baca Juga: Pengamat Desak Pemda dan Otorita Perhatikan Kemiskinan di Sekitar IKN

Ranto menuturkan, meski rumahnya ikut terdampak gempa bumi Cianjur, namun tidak sepeser pun ia menerima bantuan dana stimulan dari pemerintah.

"Kondisi rumah memang sudah tidak layak karena sudah banyak keropos. Kasarnya tidak layak huni. Saya juga kasihan sama keluarga tapi mau gimana lagi," terangnya.

Lebih jauh Ranto mengungkapkan, bantuan sosial dari pemerintah tak pernah ia terima. Dirinya juga sudah berusaha melakukan pengajuan ke pihak RT setempat namun tidak ada respons.

"Bantuan dari desa juga sama sekali tidak dapat. Dari Desa belum pernah. Bahkan perangkat desa sebenarnya depan rumah. Saya ke pihak RT setempat sudah ngobrol, udah ngajuin nggak ada tanggapan dan tidak direspons," paparnya.

Baca Juga: Prabowo Jadi Presiden, Zulhas Pede Kemiskinan Tuntas dalam 5 Tahun

Ranto yang yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh harian lepas terpaksa harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Semua itu ia lakoni demi keluarga tercinta.

"Yang bekerja kan saya aja, jadi mau dari mana lagi. Saya juga serabutan kadang-kadang tidak ada pekerjaan," ujarnya.

Karena itu, Ranto berharap agar pemerintah lebih memperhatikan rakyat kecil yang memang benar-benar membutuhkan, seperti dirinya. Pasalnya, kehidupan Ranto sangat jauh dibawah ideal dan sangat membutuhkan pertolongan.

"Saya berharap pemerintah bantu kami warga tak mampu, kalau memang ada bantuan sosial kenapa harus pilih kasih. Saya yang benar-benar tidak mampu kok nggak dapet," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner