bakabar.com, BANJARBARU – Mengantisipasi penularan hepatitis akut, Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru meningkatkan deteksi dini.
Sinyal kewaspadaan diberikan ketika ditemukan beberapa gejala awal. Seperti mual muntah akut, diare berat, malaise atau letargi, kehilangan nafsu makan, demam, nyeri bagian perut dan arthralgia/myalgia, gatal.
“Petugas [surveilans] harus curiga dan melakukan pemeriksaan pada orang yang bergejala awal,” ujar Koordinator Tim Surveilans Epidemiologi Penanggulangan Wabah Corona Virus Disease Dinas Kesehatan Banjarbaru, Edi Sampana kepada bakabar.com, Sabtu (14/5).
Lantas, adakah didapati orang yang bergejala awal bahkan diduga hepatitis akut? Edi memastikan belum ditemukan.
Edi bilang saat ini pihaknya sedang mengupayakan agar Puskesmas mampu memeriksa sampel pasien dengan reagen Hepatitis A, Hepatitis B, dan Hepatitis C. Juga pemeriksaan hematologi urin, bilirubin total dan direk.
“Kalau positif hepatitis A, B atau C, berarti pasien itu pasien biasa (bukan pasien hepatitis akut misterius),” ujarnya.
Namun, sambungnya, jika Puskesmas tidak mampu melakukan ketiga pemeriksaan itu, ia meminta agar si pasien dirujuk ke fasilitas yang lebih mampu.
“Secepatnya, karena penyakit ini cepat menimbulkan kematian kalau terlambat ditangani,” tuntasnya.
Apa itu Hepatitis Misterius?
Belum selesai Covid-19, muncul penyakit hepatitis akut misterius.
Di DKI Jakarta, ada 21 anak yang diduga terinfeksi penyakit misterius tersebut.
Kementerian Kesehatan pun sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap.
Tidak hanya itu, para epidemiolog di berbagai belahan dunia juga masih menyelidiki musabab hepatitis misterius yang tengah menjadi ancaman kesehatan baru di banyak negara.
Ancaman ini juga telah menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan masyarakat, apakah penyakit hepatitis yang sedang menjadi gejala ini menular antaranak?
Selama sumber penularan belum bisa dipastikan, warga diminta memitigasi, pencegahan jauh lebih baik.
Pencegahan yang dimaksud adalah dengan menjaga jarak, mencuci tangan, menggunakan masker, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas (5M) dan terus lakukan testing, tracing, dan treatment (3T).
Hepatitis misterius yang terjadi saat ini dilaporkan Kemenkes tidak sama dengan penyakit kuning. Penyakit kuning disebabkan virus hepatitis A. Sementara, dari sejumlah kasus hepatitis misterius yang dilaporkan, virus Hepatitis A-E yang terdeteksi negatif.
Hepatitis Akut Diduga Masuk ke Kaltim, Seorang Bocah Meninggal Dunia