bakabar.com, JAKARTA – Memasuki tahun kesembilan, Hari Hijab Sedunia atau World Hijab Day kembali diperingati, Senin (1/2). Mengakhiri fobia kepada wanita berhijab masih menjadi isu utama.
Hari Hijab Sedunia merupakan momentum dukungan terhadap wanita muslim di seluruh dunia.
Diselenggarakan 1 Februari setiap tahun sejak 2013, Hari Hijab Sedunia diperingati di lebih dari 140 negara.
Dalam edisi kesembilan, Hari Hijab Sedunia mengusung motto ‘Don’t Let Our Pride Be Your Prejudice #EndHijabophobia’.
“Tema ini relevan ketika hijab masih dilarang di beberapa negara. Sementara di negara lain, wanita muslim menjadi sasaran dan dilecehkan secara verbal dan fisik,” demikian keterangan dalam akun Facebook resmi World Hijab Day.
“Misi kami adalah menjembatani kesenjangan dengan menciptakan kesadaran, pendidikan dan pemahaman hijab,” sambung keterangan tersebut.
Hari Hijab Sedunia dicetuskan Nazma Khan. Ide awal yang dibawa warga New York ini adalah mengajak perempuan non-Muslim ikut merasakan mengenakan hijab.
Dari ide sederhana itu, gerakan tersebut mulai mendapat simpati dan apresiasi. Padahal Nazma hidup di Amerika Serikat yang memiliki populasi musim sedikit.
Pun pandangan di negara itu masih menyebut hijab merupakan perampasan hak kalangan perempuan.
Tak heran kalau hijab menjadi sasaran empuk pihak-pihak yang tidak paham Islam. Hasilnya muslimah pun menjadi korban serangan Islamofobia.
“Saya besar dan tumbuh di Bronx, New York. Saya mengalami banyak diskriminasi, karena mengenakan hijab,” ungkap Nazma seperti dilansir Republika.
Kemudian selama di sekolah, banyak julukan yang diberikan untuk Nazma. Mulai dari batman hingga ninja. Bahkan setelah kuliah, Nazma mendapat panggilan Osama.
“Itu panggilan mengerikan. Satu-satunya cara untuk mengakhiri diskriminasi adalah meminta kalangan perempuan non muslim mengenakan hijab,” papar Nazma.
Nazma tidak menyangka, ide itu mendapatkan dukungan dari beberapa penjuru dunia. Informasi mengenai kelompok ini telah diterjemahkan dalam 22 bahasa.