bakabar.com, JAKARTA - MG Motor Indonesia tengah mengupayakan agar mobil listrik buatannya dapat lebih ditekan harganya, sehingga mampu bersaing di pasar otomotif nasional.
Marketing & PR Director MG Motor Indonesia, Arief Syarifudin menerangkan bahwa salah satu yang dilakukan untuk menekan harga, yakni dengan cara merakit di dalam negeri dan memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
"Dengan adanya biaya impor, biaya perakitan, TKDN target 40 persen itu notabene yang sudah kita lakukan secara menyeluruh yang diinginkan untuk price acceptance yang dinanti-nanti oleh customer bisa saja terjadi. Dan harusnya itu bukan hal yang sulit," ujarnya saat diskusi panel di arena GIIAS 2023, Jumat (18/8).
"Jika memang hal itu MG dapatkan, artinya kemudahan customer untuk mendapatkan harga yang lebih advantage, maka MG akan berikan,” sambungnya.
Baca Juga: Beli MG4 EV di GIIAS 2023 Bakal Dapat Banyak Benefit, Simak Detailnya
Lebih lanjut, MG juga memiliki rencana jangka panjang dengan menyiapkan penyediaan charging station di seluruh diler resmi.
Untuk menyokongnya, MG akan berkolaborasi dengan Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML).
"Kolaborasi kami dengan AEML merupakan bagian dari komitmen jangka panjang MG untuk memperkuat ekosistem EV di Indonesia," ungkap Arief.
Ia menyebut bahwa MG memiliki visi jelas dan bertekad untuk memimpin perubahan pada sektor mobil listrik dengan terus berfokus pada kebutuhan pasar.
"Ini dilakukan melalui penggalian insight dari konsumen, pembangunan masa depan yang berkelanjutan," ujar Arief.
Baca Juga: Usung Tema Techvolution, MG ZS EV Meluncur di GIIAS 2023
AEML sendiri merupakan asosiasi yang terdiri dari pihak pemerintah maupun swasta ataupun swasta yang tengah berkecimpung dalam industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
AEML resmi didirikan pada Juni 2023 lalu, yang bertujuan untuk menjadi wadah bagi para pionir di industri kendara listrik dan ekosistem ramah lingkungan di Indonesia.
"Kami bangga melihat perkembangan dari rekan-rekan pemegang merek yang memberikan angin segar di industri otomotif nusantara, salah satunya MG," kata Direktur Eksekutif AEML Anugraha Dezmercoledi.
Persepsi masyarakat Indonesia yang cenderung masih cemas terhadap kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya masih menjadi salah satu tantangan utama yang saat ini menghambat perkembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.
Padahal, pasar kendaraan listrik di Indonesia tercatat terus mencetak pertumbuhan.
Baca Juga: Suzuki Siap Cetak SDM Unggul yang Peduli Pendidikan dan Lingkungan
Berdasarkan data distribusi kendaraan listrik di Tanah Air oleh AEML per Mei 2023, terdapat 63.105 unit yang telah ada.
Jumlah SPKLU dan SPBKLU juga semakin bertambah yang ada di Sabang hingga Merauke, yang telah berjumlah 842 unit SPKLU yang tersebar di 488 lokasi