Penelusuran Google

Google Ungkap Penelusuran Terhits pada 2022, 'Berdandan' Naik Drastis

Google melaporkan bahwa terdapat perubahan perilaku masyarakat Indonesia saat berbelanja dan penelusuran sepanjang 2022.

Featured-Image
Google melaporkan bahwa terdapat perubahan perilaku masyarakat Indonesia saat berbelanja dan penelusuran sepanjang 2022. Foto: apahabar.com/DF

bakabar.com, JAKARTA - Google melaporkan bahwa terdapat perubahan perilaku masyarakat Indonesia saat berbelanja dan penelusuran sepanjang 2022.

Menurut Google saat ini orang Indonesia semakin memperhatikan faktor biaya, lingkungan dan kepercayaan terhadap sebuah merek.

Menurut laporan Google Year in Search 2022, kini masyarakat banyak mencari nilai dan pengetahuan ketika berbelanja.

Contohnya penelusuran untuk kata kunci "bandingkan dengan" naik 50 persen secara year-over-year (YoY).

Baca Juga: Head Unit Asuka CK-3 Hadir dengan Teknologi Sensor Khusus Lawan Ngantuk

Hal itu karena pembeli meluangkan waktu untuk membandingkan produk sebelum memutuskan untuk membeli.

Sementara itu, penelusuran untuk "review konsumen" naik 60 persen YoY.

Kemudian penelusuran “buffet restaurant” meningkat 60 persen YoY.

Google Indonesia melihat ada peningkatan minat penelusuran sebesar 20 persen YoY untuk “produk original”.

Baca Juga: Mulai Bulan Depan Google-Facebook Bayar Berita ke Perusahaan Media

Kepala Pemasaran Iklan Google Indonesia, Yolanda Sastra mengatakan brand harus peka dengan keadaan saat ini, setelah diterjang pandemi yang panjang.

"Kini dihadapkan dengan kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, banyak orang mengajukan sejumlah pertanyaan mendalam seperti 'kenapa harga naik' dan 'apa itu inflasi',” kata Yolanda dalam keterangannya, Kamis (16/2).

Selain semakin cermat dalam berbelanja, laporan yang didasarkan pada data Google Trends (September 2021-September 2022, Desember 2021-Desember 2022) dan laporan e-Conomy SEA 2022 itu juga menyoroti sejumlah tren menarik lainnya.

Dalam laporan tersebut, ditunjukkan pula bahwa penelusuran untuk “remote work” (pekerjaan dari jarak jauh) naik 60 persen YoY, sementara 42 persen responden survei mengatakan bahwa mereka akan menolak pekerjaan jika mereka tidak dapat bekerja dari rumah.

HALAMAN
12
Editor


Komentar
Banner
Banner