bakabar.com, BANJARMASIN - Untuk pertama kalinya festival Halloween diselenggarakan di Arab Saudi. Padahal sebelumnya, perayaan tersebut dilarang oleh Raja Salman.
Dilaporkan oleh Middle East Monitor, acara tersebut berlangsung saat akhir pekan lalu. Bahkan acara tersebut memiliki tema yakni "Scary Weekend" yang diselenggarakan di Boulevard Riyadh, Riyadh.
"Dan minggu horor di #Riyadh_City Boulevard mematahkan standar ketakutan, baik dari kehadiran, suasana atau kostum," tulis akun Twitter resmi penyelenggara acara dikutip Senin (31/10).
Perayaan itu kemudian menjadi kontroversi, beberapa pengguna media sosial Muslim justru mengkritik diselenggarakannya acara tersebut. Mereka menuduh pendirian agama Arab Saudi memiliki standar ganda.
Pasalnya, pemerintah tidak mengizinkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun malah menyelenggarakan acara yang tak sesuai syariat.
"Otoritas Hiburan Umum (GEA) mengadakan acara yang disebut 'Akhir Pekan Horor," tulis salah seorang warganet Muslim.
"Sementara perayaan Maulid masih dilarang. Bayangkan sebuah negara yang melarang peringatan Nabi karena lebih jahat dari merayakan Halloween," sambungnya.
Dilansir dari Arab News, Halloween diizinkan karena dianggap acara hiburan semata. Penyelenggaraannya dikatakan tidak berbahaya.
"Ini adalah perayaan besar, jujur, dan ada semangat kegembiraan ... Dalam hal haram atau halal, saya tidak tahu tentang itu. Kami merayakannya hanya untuk bersenang-senang dan tidak ada yang lain," kata salah satu peserta acara Halloween.
"Tindakan didasarkan pada niat. Saya di sini hanya untuk bersenang-senang," ujar peserta lainnya.
Miras dan Bikini
Hal ini sebenarnya bukan kali pertama Arab Saudi membuka keran hiburan bebas. Sebelumnya, negeara Timur Tengah itu juga membuka dirinya dengan pesta musik elektronik besar-besaran pada Desember lalu, yang sukses menyedot 500 ribu pengunjung.
Dalam acara itu, terdapat sederet DJ terkemuka dunia yang hadir seperti Afrojack, Benny Bennassi, Nancy Ajram dan Tiesto. Tak hanya itu, ada juga DJ lokal yang hadir seperti Dish Dash, Cosmicat dan Saud.
Chief Creative Officer MLDBeast Soundstorm, Ahmad Alammary, mengatakan bahwa acara ini merupakan gelaran pertama setelah acara serupa tahun lalu dibatalkan akibat pandemi. Ia mengaku bahwa acara tahun ini lebih spektakuler dibandingkan pada 2019 lalu.
Di sisi lain, dari laporan Wall Street Journal September, Arab Saudi juga dilaporkan berencana untuk mengizinkan beredarnya minuman beralkohol dan penggunaan bikini . Aturan tersebut akan berlaku di salah satu distrik kota megafuturistik baru milik Saudi Neom, Sindalah. Yang direncanakan akan bukan pada tahun 2023 mendatang.
Neom merupakan tonggak perubahan bagi Arab Saudi di bawah pemimpin de facto mereka, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) di negaranya, bertujuan untuk menarik turis asing dan mendorong pengusaha asing untuk tinggal dan bekerja di sana.
"Terletak di pulau Laut Merah bernama Sindalah, resor Neom berharap untuk menawarkan bar anggur premium, bar koktail terpisah, dan bar untuk sampanye dan makanan penutup," tulis WSJ seperti dilansir dari cnbcindonesia.
"Rencana tersebut juga menyerukan toko anggur ritel dengan tampilan dinding vertikal yang mencolok," tambah media itu lagi, mengutip dokumen pengembangan kota tertanggal Januari.
Selain alkohol, gambar pengembangan Sindalah tertanggal Juni juga memuat gambar-gambar wanita berbikini dan pria bertelanjang dada. Mereka dibuat bersantai di kapal pesiar dan mandi di kolam renang tanpa batas.
"Sindalah akan 'menyalakan' Laut Merah sebagai tujuan baru untuk kapal pesiar super dan menarik beberapa orang paling kaya dan berpengaruh di dunia," kata dokumen perencanaan itu lagi.