bakabar.com, BANJARMASIN – Seekor kucing hutan sempat menggegerkan warga Jalan Kelayan A Kelurahan Murung Raya, Banjarmasin Selatan pada Kamis (23/9) malam.
Bagaimana tidak? Kucing belang macan yang mestinya berada di hutan tersebut malah nyasar ke pemukiman padat penduduk.
Beruntungnya, sejumlah relawan dari Conservation Action Network (CAN) Indonesia wilayah Kalimantan Selatan sigap mengevakuasi hewan yang sudah masuk dalam daftar hampir punah itu.
Koordinator CAN Indonesia Wilayah Kalsel, Naya Mida bercerita mulanya pihaknya mendapat laporan dari seorang warga setempat terkait temuan kucing hutan, Jumat (24/9) kemarin.
"Dia minta tolong untuk mengevakuasi, karena kan kucing hutan tidak boleh dipelihara," ucapnya kepada bakabar.com.
Alhasil proses evakuasi pun dilakukan. Saat tiba di pemukiman warga, kata Naya, kucing hutan itu sudah berada di dalam kandang.
Namun, untuk memindahkan kucing tersebut dari kandang warga ke kandang relawan rupanya tidak semudah seperti kucing pada umumnya. Sebab kucing hutan ini melakukan perlawanan.
Proses evakuasi berlangsung dramatis. Para relawan harus ekstra sabar untuk menaklukkan kucing liar tersebut.
Bahkan relawan sempat menerima cakaran tajam dari hewan berukuran mungil ini.
"Karena dia (kucing) melakukan perlawanan, jadi mukanya harus ditutup kain. Setelah sudah merasa tenang baru bisa kita pindahkan," ungkapnya.
"Awalnya di dalam kandang itu dia melakukan perlawanan kaya mau mencakar terus, itu dipegang pakai sarung tangan kain itu tetap bisa tembus dicakarnya," tambah Naya.
Tak berselang lama, kucing berhasil dipindahkan ke kandang relawan. Ketika itu, Naya menyebut kondisi kucing tidak sempurna. Ada masalah pada bagian kakinya.
"Diperkirakan ada sedikit trouble pada kaki si kucing, cuman kita tidak bisa periksa karena dia sangat liar. Tapi dugaannya kaki itu memang cacat," ujarnya.
Usai berhasil mengevakuasi, kucing hutan itu kemudian diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalsel untuk ditangani lebih lanjut.
"Si kucingnya dilakukan konservasi dulu, dicek kesehatannya apakah mengalami stress. Jika sudah beres mungkin akan dilepas kembali ke habitat aslinya," tutup Naya.