bakabar.com, SEMARANG - Ada kabar buruk untuk warga Semarang, Jawa Tengah. Pesisir pantai tiga kelurahan terancam tenggelam.
Tiga kelurahan itu adalah Mangunharjo, Mangkang Kulon dan Mangkang Wetan (3M). Ketiganya berada di Kecamatan Tugu.
Warga Mangkang Wetan, Abdul Jamal lantas bercerita. Sebagian permukiman di sekitar dia tenggal mulai memprihatinkan. Permukaan tanahnya turun. Terutama di RW7, 8 dan 9.
“Ancaman paling nyata pertama tanah amblas. Itu sangat-sangat memprihatinkan. Analisis untuk kami survei terjadi amblas 3 meter Mangkang Wetan,” ungkapnya saat ditemui belum lama ini.
Baca Juga: Hujan Deras, 7 Titik di Semarang Terendam Banjir
Kata dia, masih ada beberapa ancaman alam lainnya di daerah 3M ini. Seperti abrasi dan banjir rob.
"Jika dibiarkan, maka wilayah 3M itu berpotensi menjadi lahan kritis seperti halnya di Tanjung Emas dan Kaligawe," ujarnya.
Tiga tahun belakang, kata Jamal, anak-anak tak lagi berenang di sungai. Tapi di jalan.
"Ini karena rob. Tentunya harus ada regulasi bagaimana isu-isu krisis di 3M perlu diangkat," tuturnya.
Dari pemantauan citra satelit. Secara keseluruhan, Semarang mengalami penurunan permukaan tanah (land subsidence). Angkanya 0,9-6 sentimeter per tahun.
Akademisi lingkungan Universitas Diponegoro Semarang, Sudharto P Hadi menyoroti fakta itu. Kata dia, persoalan penurunan muka tanah di kawasan pesisir disebabkan oleh dua faktor dasar.
Pertama adanya pengeboran air tanah yang masif. Kedua lantaran beban bangunan berlebih.
“Mesti harus dibatasi penggunaan (air tanah). Tanah turun itu kan indikasi dari terlampaunya daya dukung lingkungan. Maka penyebab harus dikendalikan,” katanya.
Soal wilayah 3M ia juga tahun. Setelah adanya kajian dan penelitian dari mahasiswanya. Kata Jamal, di sana butuh solusi agar tak bernasib sama dengan desa di Kabupaten Demak.
Baca Juga: Dibayangi Banjir, DPRD Minta Pemkot Semarang Bangun Penahan
“Ternyata diperburuk dengan penurunan muka tanah. Maka harus jadi perhatian selain fenomena abrasi. Jangan sampai seperti kawasan yang hilang seperti Sriwulan dan Bedono,” katanya.
Di sisi lain, Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman juga turut berkomentar. Adanya penurunan permukaan tanah di 3M membuat pemerintah menghentikan bantuan pengeboran sumur atetis.
"Karena salah satu dampak yang ditimbulkan akan terjadi penurunan muka tanah," ucap Pilus sapaan akrabnya.
Namun itu meminta pemerintah daerah untuk lebih peka pada 3M. Agar menyesuaikan pola pembangunan infrastruktur. Sehingga tak berdampak buruk.
"Mohon kepada pemerintah untuk kawasan tersebut tidak dijadikan kawasan bangunan yang beban beratnya tinggi. Karena nantinya berdampak juga pada penurunan tanah," pungkasnya.