Gangguan Kepribadian Narsistik

Gangguan Kepribadian Narsistik, Gangguan Mental yang Selalu Butuh Pengakuan

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik (NPD) sering terlihat sombong, egois, manipulatif, dan sering menuntut.

Featured-Image
Narcissistic Personality Disorder ditandai dengan rasa egoisme yang tinggi, tidak memiliki empati dan selalu mirasa dirinya menjadi nomor satu. Foto: Viktor Aheive/istock photo

bakabar.com, JAKARTA – Orang dengan gangguan kepribadian narsistik (NPD) sering terlihat sombong, egois, manipulatif, dan sering menuntut.

Asal usul kata "narsistik" memiliki akar dalam sebuah legenda dari budaya Yunani kuno. Kisah ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Narcissus yang jatuh cinta pada bayangannya sendiri setelah tanpa sengaja melihat refleksinya di permukaan kolam air.

Melansir Psychology Today, orang dengan NPD sering terlihat sombong, egois, manipulatif, dan sering menuntut. Mereka mungkin memiliki fantasi yang berlebihan dan mungkin yakin bahwa mereka berhak mendapatkan perlakuan istimewa.

Karakteristik ini biasanya dimulai pada awal usia dewasa dan harus terlihat secara konsisten dalam berbagai situasi, seperti di tempat kerja atau dalam hubungan.

Baca Juga: Megawati Akui Diri Cantik dan Karismatik, Apakah Itu Gejala Narsistik?

Ciri-ciri gangguan kepribadian narsistik (NPD) termasuk rasa kemegahan, kurangnya empati terhadap orang lain, dan keinginan untuk mendapatkan pengakuan.

Gejala NPD

Individu yang menderita NPD cenderung mencari pergaulan dengan orang-orang yang mereka anggap istimewa atau berbakat dalam beberapa hal. Tujuannya untuk meningkatkan rasa harga diri mereka. Mereka kerap mencari pujian dan perhatian berlebihan serta sulit menerima kritik atau kekalahan.

Beberapa gejala yang terkait dengan NPD dikuti dari Very Well Mind, meliputi:
 1. Keyakinan bahwa seseorang itu unik atau istimewa dan hanya boleh bergaul dengan orang lain dengan status yang sama
2. Kebutuhan konstan akan perhatian, penegasan, dan pujian
3. Perasaan berlebihan tentang kemampuan dan prestasi sendiri
4. Mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan pribadi
5. Merasa iri pada orang lain, atau percaya bahwa orang lain iri pada mereka
6. Kurangnya empati terhadap orang lain
7. Fantasi yang terus-menerus tentang mencapai kesuksesan dan kekuasaan
8. Keasyikan dengan kekuasaan atau kesuksesan
9. Rasa berhak dan harapan akan perlakuan khusus

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik biasanya digambarkan sebagai orang yang sombong, egois, dan angkuh. Karena mereka membayangkan diri mereka lebih unggul dari orang lain, mereka sering bersikeras untuk memiliki barang-barang yang mencerminkan gaya hidup yang sukses.

Terlepas dari citra diri yang berlebihan ini, mereka bergantung pada pujian dan perhatian terus-menerus untuk memperkuat harga diri mereka. Akibatnya, mereka yang mengalami gangguan kepribadian narsistik biasanya sangat sensitif terhadap kritik, yang seringkali dipandang sebagai serangan pribadi.

Penyebab NPD

Penyebab gangguan kepribadian narsistik belum sepenuhnya dipahami, tetapi peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor yang mungkin berkontribusi. Pengalaman awal dalam kehidupan dianggap memiliki peran penting, termasuk:

1. Pelecehan atau trauma masa kecil
2. Pujian berlebihan yang tidak seimbang
3. Kekurangan lingkungan yang mengakui dan memvalidasi secara autentik
4. Kegemaran orang tua yang berlebihan
5. Pola asuh yang tidak konsisten atau tidak dapat diandalkan

Selain itu, faktor genetika dan biologis juga dianggap berperan, meskipun sumber penyebabnya sangat kompleks dan beragam.

Baca Juga: Pola Asuh Keluarga Berpengaruh pada Gangguan Mental Emosional Anak



Pengobatan atau Terapi
Terapi bagi penderita NPD bisa rumit, karena mereka sering menolak mengakui gangguan mereka. Meski demikian, ada pendekatan perawatan yang membantu dalam memahami perilaku mereka, membangun kesadaran diri yang lebih baik, dan mengelola perilaku mereka. Beberapa opsi termasuk:

1. Terapi Psikodinamik Individu:Terbukti efektif untuk mengatasi gangguan kepribadian narsistik, meskipun prosesnya mungkin memakan waktu dan sulit.

2. Cognitive behavioral therapy (CBT): CBT sering berhasil membantu mengubah pola pikir dan perilaku yang merugikan. Tujuannya adalah mengubah pemikiran yang terdistorsi dan membentuk citra diri yang lebih realistis.

3. Obat Psikotropika: Umumnya tidak efektif dalam jangka panjang untuk mengubah gangguan kepribadian, namun kadang-kadang digunakan untuk meredakan gejala kecemasan atau depresi.

Meskipun terapi memiliki tantangan sendiri bagi penderita NPD, pendekatan ini dapat membantu individu dalam mengatasi dan mengelola kondisi mereka.

Editor
Komentar
Banner
Banner