bakabar.com, BANJARBARU – Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Berkas jasa para guru lah lahir para tokoh-tokoh, pejabat dan pengusaha di negeri ini, tak terkecuali di Kalimantan Selatan.
Namun hal ini berbanding terbalik dengan kondisi kesejahteraan para guru, terutama para honorer. Tercatat di Kota Banjarbaru ada seribu lebih guru honorer, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah dasar sampai Guru Sekolah Menengah Atas.
“Saat ini kami mendapat gajih dari sekolah Rp500 ribu ditambah dari Pemko Rp400 ribu per bulan. Hal ini jelas masih jauh dibawah sejahtera, dibanding guru yang sudah PNS,” ungkap salah seorang guru di Landasan Ulin Kota Banjarbaru Ranti kepada bakabar.com, Selasa (4/12) siang.
Menurutnya, kenaikan honor dari pemko sendiri baru dilakukan pada tahun 2017 yang lalu menjadi Rp400 ribu. Padahal sebelumnya pihaknya bertahun-tahun hanya mendapat insentif dari Pemko Banjarbaru sebesar Rp200 ribu saja.
“Dengan gajih seperti ini sebenarnya tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari. Kami berharap, kalau toh tidak ada pengangkatan pegawai, paling tidak ditahun 2019 nanti ada kenaikan insentif dari Pemko walupun sedikit untuk kami, para guru honorer,” harapnya.
Sementara itu, Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani belum bisa memastikan terkait kenaikan gajih para honorer tahun 2019 nanti. Menurutnya hal ini perlu perencanaan yang matang.
“Kami baru saja Menaikkan gajih guru honorer ini pada tahun 2017 sebesar Rp 200 ribu. Kita lihat nanti, karena untuk kenaikan gajih para guru honorer, bukan lah hal yang mudah.
Karena proses penganggarannya cukup besar, karena jumlahnya lebih dari seribu orang guru,” ungkapnya disela peringatan hari guru dan HUT PGRI di GOR Rudy Resnawan Banjarbaru Selasa (4/12) siang.
Dia menegaskan, yang pasti pihaknya akan terus memperhatikan soal kesejahteraan guru honorer ini nantinya. Pasalnya Anggaran pendidikan di Kota Banjarbaru saat ini dialokasikan diatas 20 persen pada APBD 2019.
Penulis : Zepi Al Ayubi
Editor : Syarif