Bisnis

Gairah Budidaya Maggot di Banyuwangi, Sebulan Omzet Tembus Puluhan Juta

Seiring meningkatnya permintaan maggot atau larva dari lalat jenis black soldier dari pabrik olahan pakan ternak, pembudidaya maggot di Banyuwangi, Jawa timur m

Featured-Image
Pembudidaya maggot, Andrian Setiawan sedang mengurai maggot atau larva di tempat ternak yang dimilikinya (19/2). (Foto: apahabar.com/Mohamad Abdul)

bakabar.com, BANYUWANGI - Seiring meningkatnya permintaan maggot atau larva dari lalat jenis Black SoldierFly (BSF) dari pabrik olahan pakan ternak, pembudidaya maggot di Banyuwangi, Jawa timur mengalami peningkatan omzet.

Dalam sebulan, pembudidaya maggot dan beberapa mitra yang tergabung dalam budidaya maggot Banyuwangi bisa menghasilkan omset hingga 30 juta.

Diketahui, Moggot merupakan larva dari lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam. Larva jenis ini memiliki kandungan protein tinggi yang menjadikan magot sebagai pakan alternatif ternak, seperti unggas dan ikan.

Baca Juga: Sekolah di Banyuwangi Simulasikan Pemilu 2024 Melalui Pemilihan Ketua OSIM

Pembudidaya Maggot Bank Sampah, Andrian Setiawan mengatakan saat ini budidaya maggot mempunyai peluang bagus untuk ke depanya. Pasalnya, permintaan maggot dari industri-industri pakan ternak sedang melimpah, sementara pembudidayanya terbilang relatif sedikit.

"Kebanyakan masyarakat enggan budidaya maggot, karena berhubungan langsung dengan sampah yang identik bau dan kotor," kata Andrian pada bakabar.com (19/2).

"Permintaan maggot dari industri dan luar negeri meningkat mas, tapi saya tidak bisa nyuplai yang ekspor," imbuhnya.

Baca Juga: Polsekta Banyuwangi Tangkap Pedagang Mainan Diduga Cabuli Puluhan Siswi SD

Andrian mengungkapkan dalam sebulan ia dan beberapa mitra yang tergabung dalam budidaya maggot bisa menghasilkan omset hingga Rp30 juta. Bahkan, setiap bulannya cenderung mengalami peningkatan omzet dari tahun sebelumnya.

"Harga maggot per kilogramnya Rp 6.000 hingga Rp 8.000 dan untuk harga telur maggot yaitu Rp5.000 per gram," jelas Andrian saat ditemui di tempat ternak magggotnya.

Andrian menambahkan dalam sebulan dirinya bisa memanen sekitar satu kwintal maggot saat produktivitas telur lalat tinggi.

Pembudidaya maggot, Andrian Setiawan sedang menunjukan kandang perkawinan lalat BSF (19/2/2023). (Foto: bakabar.com/Mohamad Abdul)
Pembudidaya maggot, Andrian Setiawan sedang menunjukan kandang perkawinan lalat BSF (19/2/2023). (Foto: bakabar.com/Mohamad Abdul)

Namun saat cuaca ekstrim atau musim penghujan, produktivitas telur maggot menurun. Hal ini disebabkan karena kandang perkawinan lalat yang dimiliknya masih berada di luar ruangan.

Andrian sendiri memulai budidaya maggot terhitung sejak Oktober 2021 dengan bermodal 20 gram telur maggot yang didapat dari sampah dapurnya.

Baca Juga: Jelang Panen Raya, Petani Buah Naga di Banyuwangi Khawatir Harga Anjlok

Adapun hasil budidaya maggot bisa dijadikan beberapa produk seperti bubur setelah melalui proses pengeringan di oven.

"Pembudidaya maggot kuncinya harus berani kotor dan bau mas, karena tiap hari harus cari sampah," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner