bakabar.com, BANYUWANGI - Petani buah naga di Banyuwangi merasa khawatir dan dihantui penurunan harga buah naga. Seorang petani buah naga asal Dusun Persen, Desa Kedungsari, Kecamatan Tegaldlimo, Enot Sugiarto (32) mengatakan awal tahun ini sebagian para petani masih melangsungkan panen kedua pada musim ini. Namun, harga buah naga terus menurun.
Diketahui, harga buah naga di pasaran hanya laku di Rp 5 ribu per kilogramnya. Padahal, di harga normalnya bisa mencapai di atas Rp 10 ribu per kilogramnya,(13/2).
"Seminggu lalu panen saya masih tembus di kisaran harga Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu per kilogramnya. Tapi kini anjlok di Rp 5 ribu," kata enot pada bakabar.com Senin (13/2).
Baca Juga: Modal Seadanya, Kakak Beradik di Banyuwangi Buka Warkop Keliling
Petani muda asal Dusun Persen, Kecamatan Tegaldlimo itu mengaku jika harga buah naga terus mengalami anjlok sampai di bawah Rp 5 ribu. Maka bisa dipastikan petani buah naga akan merugi karena tidak sesuai dengan biaya perawatan yang harus dikeluarkan.
"Kami masih ketar-ketir, jika harganya terus turun" ujarnya
"Kalau harga di bawah 5 ribu, otomatis petani bisa buntung," imbuhnya
Seperti pengalaman pada tahun 2019 lalu, harga buah naga sempat anjlok sampai titik terendah yakni di kisaran Rp 1.500 per kilogramnya. Sehingga banyak petani yang membuang hasil panennya ke sungai sebagai bentuk protes.
"Saya berharap pada pemerintah ada kejelasan terkait harga buah naga," tegasnya.
Baca Juga: Pemerintah Skemakan Penanganan Banjir di Area Kota Banyuwangi
Selain itu, anjloknya harga buah naga ini dipengaruhi panen raya. Sehingga, stok di pasaran melimpah. Ditambah tidak ada kepastian stabilitas harga buah naga pasca panen.
"Setiap harinya harga buah naga bisa berubah-ubah. Karena tidak ada kepastian harga," pungkasnya
Dia berharap pemerintah bisa memberikan kepastian stabilitas harga untuk petani buah naga di musim panen buah naga.
"Jangan sampai para petani merugi karena kurangnya perhatian," tegas enot