Gagal Panen Tembakau

Gagal Panen Tembakau Jember: Petani Bingung Bayar Utang

Petani tembakau kawasan Wuluhan dan Ambulu, Jember gagal panen. Mereka tak kebingungan membayar utang.

Featured-Image
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Migran Indonesia (DPC SBMI) Jember, Enik Setyanah ketika ditemui Apahabar, Jumat (14/7). (apahabar.com/ M Ulil Albab)

bakabar.com, JEMBER - Petani tembakau kawasan Wuluhan dan Ambulu, Jember gagal panen. Mereka kebingungan membayar utang.

Kini, banyak petani yang memilih untuk menjual hewan ternaknya hingga merantau. Agar tetap bisa membayar tanggungan utang di bank.

"Dengan kejadian ini banyak yang pasang status dan chatt ke saya, tanya ada PT buka nggak. Gimana, lagi katanya, gak bisa bayar cicilan kalau tembakaunya mati," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Migran Indonesia (DPC SBMI) Jember, Enik Setyanah, Jumat (14/7) siang.

Baca Juga: Tembakau Jember Gagal Panen, Petani Terjerat Utang

Biar tahu saja. Modal menanam tembakau butuh biaya paling tidak Rp50 juta per hektarenya. Angka itu belum termasuk biaya sewa lahan antara Rp30 hingga Rp40 juta per hektare.

"Kalau gagal total kayak gini, cari solusinya ke luar negeri kebanyakan. Karena para petani banyak yang latar belakangnya juga buruh migran. Hasilnya untuk beli sawah, menyewa," katanya.

Meski begitu, sebagai pihak yang mengawal kasus buruh migran, Enik tak menyarankan agar warga kembali menjadi pekerja migran. Bila tak ada pilihan, ia hanya bisa mengarahkan untuk jadi PMI di jalur legal.

Baca Juga: Sawah Terendam Air, Petani Tembakau Jember Terancam Gagal Panen

"Kami mengatasi masalah, kalau memang ke luar negeri, carilah yang legal, bukan yang ilegal," ujarnya.

Tidak hanya ke luar negeri, banyak juga warga di Wuluhan yang akan merantau ke Bali, Kalimantan dan Sumatra.

Sebab, kata Enik, sistem tabungan di desa sebagian besar dengan memelihara ternak seperti sapi.

Baca Juga: Tembakau Jember Gagal Panen, Petani Terjerat Utang

Bila sapi yang dijual belum mencukupi untuk membayar utang, maka warga sudah tidak punya pilihan selain merantau. "Banyak yang dijual sapinya," pungkasnya.

Sedikitnya, terdapat 3.200 hektare tanaman tembakau di Kecamatan Wuluhan dan Ambulu Jember terendam banjir pada Jumat pekan lalu.

Diperkirakan kerugian petani tembakau yang gagal panen mencapai miliaran rupiah.

Editor


Komentar
Banner
Banner