bakabar.com, JAKARTA - Mantan petinju amatir dan profesional Indonesia, Yance Rahayaan terkejut mendengar kabar terkait tewasnya petinju asal Banjarmasin, Heri Pramono (37) saat mengamen.
Yance Rahayaan juga juga sebagai Ketua Dewan Pengawas Federasi Tinju Profesional Indonesia (FTPI), prihatin atas kejadian petinju tewas dikeroyok tersebut.
Terlebih lagi, tewasnya petinju Heri Pramono dilatar belakangi oleh kurangnya kesejahteraan atlet sehingga memaksa dirinya untuk mengamen.
Baca Juga: Reaksi Menpora Dito Tahu Petinju Banjarmasin Tewas Dikeroyok
"Saya prihatin karena kejadian ini berlatar belakang kehidupan ekonomi dan terjadi pada saat almarhum sedang mengamen mencari penambahan biaya untuk kehidupan keluarganya," ungkap Yance Rahayaan kepada bakabar.com, Jum'at (22/12).
Kemudian Yance Rahayaan, menceritakan kehidupan atlet khususnya tinju sangat berbanding terbalik ketika masih aktif dan pasca pensiun.
Ia pun mendorong pemerintah untuk memperhatikan secara khusus kesejahteraan para atlet agar hal serupa tidak terjadi kembali.
"Ya beginilah kehidupan atlet di tanah air waktu aktif dan jaya membawa nama di tingkat daerah, nasional dan internasional. Setelah pensiun tidak mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat maupun daerah," kata Yance Rahayaan.
Baca Juga: Juara Dunia Soroti Atlet Tinju Banjarmasin Tewas Dikeroyok
Selain itu, pencetus Sabuk Emas pertama Presiden Rl itu berharap pemerintah juga memberikan perhatian khusus kepada keluarga korban yang ditinggalkan.
"Semoga dalam kasus ini pemerintah turut campur tangan menyelesaikan kasus ini termasuk membantu kehidupan keluarga almarhum," pungkas mantan petinju kelas ringan tersebut.