bakabar.com, JAKARTA - Tragedi atlet tinju asal Banjarmasin, Heri Pramono (37) yang tewas saat mengamen terdengar ke telinga Menpora, Dito Ariotedjo. Dito yang baru tahu dari media ini terlihat kaget mendengar kabar tersebut.
Dito melihat tewasnya Heri tak lepas dari masalah kesejahteraan atlet. "Ini masalah kesejahteraan (atlet)," jelas Dito kepada bakabar.comdi media center Kemenpora. Kamis (21/12).
Baca Juga: Nahas! Atlet Tinju Banjarmasin Tewas Dikeroyok Orang Tak Dikenal
Namun begitu, Dito melihat kasus Heri hanya segelintir kasus. Di luar itu ia melihat sudah ada perbaikan pada kesejahteraan atlet.
"Alhamdulillah sekarang tinju ini banyak sektor yang mendorong kemajuan tinju secara profesional yang bisa menambah kualitas sehingga bisa menambah pemasukan petinju," jelasnya.
Demi menambah kesejahteraan para atlet, Kemenpora bahkan telah membuat program wajib berpendidikan. Itu guna membantu atlet yang sudah non-produktif agar bisa survive.
"Kami di Kemenpora selalu mendorong beasiswa dan juga (membuat) program wajib berpendidikan untuk para atlet," jelasnya.
Selain itu, Menpora Dito menambahkan langkah konkret yang dilakukan Kemenpora adalah menambah pengetahuan dan kapabilitas atlet agar bisa membuka usaha.
Baca Juga: Juara Dunia Soroti Atlet Tinju Banjarmasin Tewas Dikeroyok
"Bahwa untuk persiapan menuju kehidupan setelah berprofesi olahragawan, kita menyiapkan (agar) atlet-atlet ini bisa mendapatkan ilmu dan juga (memiliki) kapabilitas untuk melakukan profesi lain," ungkap Dito.
Di sisi lain, ia juga merespons saran dari mantan petinju Indonesia, Ongen Saknosiwi. Menurut peraih sabuk juara dunia IBA itu mengatakan agar atlet yang sudah pensiun didaftar sebagai ASN.
"Kalau untuk ASN ini sebenarnya sudah diatur, bagi atlet yang berprestasi di SEA Games, Asian Games dan Olimpiade otomatis jadi ASN," pungkas Dito.