bakabar.com, JAKARTA - 13 Bom di Jakarta menjadi satu film laga terbaru dari sutradara Angga Dwimas Sasongko, yang membuktian eksistensi film action di akhir tahun.
Bak hujan di tengah kemarau, 13 Bom di Jakarta hadir sebagai angin segar genre film di Indonesia yang didominasi oleh horor. Dan kembali menghidupkan laga aksi dengan gaya western yang tetap melokal.
Angga kembali hadir setelah Mencuri Raden Saleh di tahun 2022, dengan gebrakan terbaru di perfilman Indonesia dan membuktikan bahwa sineas lokal mampu memproduksi berskala besar.
Baca Juga: Film 13 Bom di Jakarta Siap 'Ledakkan' Bioskop Indonesia, Inilah Ceritanya
Menitikberatkan pada aksi teror yang terjadi di Ibu Kota Jakarta, Angga bersama sang penulis M. Irfan Ramli, hadirkan cerita penyelidikan Badan Kontra Terorisme Indonesia (ICTA) terhadap para teroris yang mengancam dengan aksi bom tersebut.
Film ini setidaknya menggunakan ribuan peluru hampa (blank bullet), puluhan senjata asli dari berbagai jenis dan tipe, serta beberapa unit mobil yang diledakkan.
Proses syuting diketahui berlangsung selama 40 hari dengan total penyuntingan gambar hingga audio visual lebih dari 6 bulan. Hingga menampilkan begitu banyak pertarungan ciamik di dalamnya.
Menilik soal angka 13 yang tertulis pada judul, Angga, selaku sutradara mengaku bahwa ia tertarik dengan angka tersebut yang diyakini memiliki dua keyakinan.
"Menarik aja sih angka 13 ini, sebagian orang melihat angka ini sebagai angka kematian, tapi di beberapa kebudayaan menganggap ini sebagai rebirt (hidup kembali," jelasnya saat ditanya bakabar.com, pada Konferensi Pers film yang diselenggarakan di Jakarta Selatan, Kamis (21/12).
Digadang-gadang sebagai film laga terbaik di akhir tahun, Angga mengaku, biaya yang dikeluarkan cukuplah besar, meski tidak menyebutkan angka pasti ia menggap film ini termasuk garapan termahal yang ia buat.
"Biaya produksi gak tau jelasnya berapa, tapi kalau disamakan ya kayak bikin tiga film jadi satu lah," tuturnya.
Baca Juga: Chainsaw Man akan Lanjutkan Season 2 Dalam Film Layar Lebar
Sebagai sutradara, ia juga mengaku bahwa film ini sangat berbeda dengan film yang digarap sebelumnya. Tak hanya hadirkan CGI dan aksi perkelahian, dalam film ini ia turut menghadirkan pertarungan dengan senjata tajam dan bom-bom yang dirakit sedemikian rupa.
"Di film ini banyak banget yang harus dipersiapin, selain surat izin blokir jalan, kita juga ada tim armori, special effect, safety officer, tim drifting, banyak lah kalau ditotal ada 10 tim yang harus dikoordinasikan dalam satu waktu bersamaan," ungkapnya..
Film ini turut dibintangi aktor ternama di Indonesia seperti Rio Dewanto, Chicco Kurniawan, Lutesha, Ganindra Bimo, Rukman Rosadi, Niken Anjani, Putri Ayudya, Ardhito Pramono, Muhammad Khan, Andri Mashadi, dan Aksara Dena.
Berdurasi 143 menit, film ini akan tayang serentak di seluruh Indonesia pada 28 Desember 2023.
Siap menyaksikan ledakan dari para teroris yang mengincar uang digital?