bakabar.com, JAKARTA – Kisah terkenal tentang Ibu Negara Fatmawati adalah momentum menjahit bendera Merah Putih, bendera nasional Indonesia. Ada senyum dan tangisan di situ.
Cerita menjahit bendera ini bermula ketika Fatmawati secara tak sengaja mendengar percakapan Soekarno dan kawan-kawan yang mengatakan tak memiliki bendera untuk dikibarkan jelang proklamasi kemerdekaan.
Fatmawati lantas merasa perlu memiliki bendera Merah Putih yang dapat dikibarkan di Pegangsaan 56, tempat penting dalam sejarah proklamasi kemerdekaan.
Namun, mendapatkan kain merah dan putih tidaklah mudah pada waktu itu karena barang-barang impor dikuasai oleh Jepang dan akses terhadap barang-barang tersebut terbatas.
Baca Juga: Kisah Sayuti Melik, Pengetik Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Semua dilakukan dalam kondisi yang serba terbatas, penuh tekanan, dan situasi yang menegangkan.
Baca Juga: Lima Gedung Bersejarah yang jadi Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia
Baca Juga: 15 Agustus 1945, Sejarah Kemerdekaan Terjadinya Kekosongan Kekuasaan di Indonesia
Fatmawati lahir pada 5 Februari 1923 di Bengkulu, Sumatera. Ia adalah anak dari pasangan orang tua yang berasal dari Suku Minangkabau, Sumatera Barat, yaitu Hasan Din (1905-1974) dan Siti Chadijah.
Kedua orang tuanya memiliki garis keturunan dari Putri Indrapura, anggota keluarga kerajaan Kesultanan Indrapura di Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Ayahnya merupakan seorang pengusaha dan juga tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Fatmawati menikah dengan Soekarno pada tahun 1943. Dari ikatan pernikahannya, Fatmawati dan Soekarno memiliki lima anak laki-laki dan perempuan, yakni Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
Fatmawati wafat pada 14 Mei 1980 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada usia 57 tahun, saat dalam perjalanan pulang dari ibadah umrah. Ia mengalami serangan jantung selama perjalanan tersebut. Sebagai penghargaan atas kontribusinya, Fatmawati diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2000 melalui Surat Keputusan Presiden No. 118/TK/2000.Fatmawati dikenang sebagai seorang tokoh perempuan yang kuat, berdedikasi, dan berperan dalam perjuangan kemerdekaan serta pembangunan Indonesia. Ia dikenang dan dihormati sebagai salah satu Ibu Negara pertama Republik Indonesia dan sebagai contoh inspiratif bagi perempuan Indonesia.