Polemik ERP

ERP Akan Diberlakukan, Driver Ojol: Memberatkan, Pengeluaran Bertambah

Penerapan sistem jalan berbayar elektronik alias electronic road pricing (ERP) untuk mengatasi kemacetan disebut turut menyasar ojok online (ojol).

Featured-Image
Ilustrasi, ojek online. Foto-Net.

bakabar.com, JAKARTA - Penerapan sistem jalan berbayar elektronik alias electronic road pricing (ERP) untuk mengatasi kemacetan disebut turut menyasar ojok online (ojol).

Untuk diketahui, ERP akan hadir dalam 25 ruas jalan di Jakarta dengan kisaran tarif mulai dari Rp5.000 hingga Rp19.000.

Menanggapi wacana pemberlakuan ERP, para pengemudi ojek online (Ojol) mengaku tidak tertarik dan menilai bahwa kebijakan ERP malah akan memberatkan masyarakat.

"Sebagai pengemudi ojol saya merasa keberatan. Biarpun bisa lebih cepat dan tidak macet, tapi pengeluaran nanti akan bertambah," ujar Teguh Kuwatno seorang pengemudi ojek online kepada bakabar.com, Selasa (24/1).

Baca Juga: Truk Euro 4 yang Andal Bukti Eksistensi Mitsubishi Fuso di Indonesia

Ia tidak menampik bahwa ERP mungkin dapat mengatasi kemacetan, akan tetapi dirinya memperkirakan bahwa pengemudi ojol tidak akan memakai jalan berbayar tersebut.

"Untuk pengeluaran sehari-hari seperti bensin, makan dan lain-lain saja sudah mahal, gimana kalau dipakai untuk jalan berbayar lagi. Bisa-bisa tidak balik modal," tukasnya.

Ia mengaku dirinya mungkin akan menggunakan ERP jika pelanggan yang memutuskan membayar tarifnya atau ada kebijakan lain yang meringankan dari pemerintah.

"Lain cerita kalau customer-nya mau bayarin tarifnya (ERP). Kalau ada kebijakan lain buat kami para ojol jadi gratis, ya saya tidak masalah," pungkasnya.

Baca Juga: Jelang Mudik Lebaran, Cek Tarif Tol Jakarta - Semarang Semua Golongan

Senada dengan Teguh, pengemudi ojol lain, Mohamad Sholeh juga mengaku keberatan akan wacana penerapan sistem ERP.

"Kalau dari saya sih pasti tidak akan mau memakai (ERP). Soalnya nanti pendapatan malah kepangkas," ujarnya.

Ia pun mengaku dengan banyaknya platform ojek online saat ini membuat para driver ojol harus lebih pintar menghitung-hitung biaya operasional.

"Sekarang ojek online sudah banyak, jadi dapet penumpang juga mulai susah, otomatis kita (driver ojol) harus lebih pintar menghitung biaya operasional. Kalau dipake buat ERP nanti yang ada malah tambah rugi," imbuhnya.

HALAMAN
12
Editor


Komentar
Banner
Banner