bakabar.com, JAKARTA - Kantor KPK digeruduk Anang Rosyadi. Aktivis tersebut menagih fakta dan mencari nama dalang ekspor nikel ilegal dari Kalsel ke China.
Anang datang sendiri dari Banjarmasin ke Jakarta, Rabu (13/9) pagi. Selepas mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, ia langsung menuju KPK. Ingin menemui pimpinan lembaga antirasuah itu.
Sayangnya, di sana ia tak bertemu siapa-siapa. Ia lantas bertitip surat untuk pimpinan KPK.
Baca Juga: Luhut Belum Mau Ungkap Dalang Ekspor Gelap Nikel Kalsel!
Baca Juga: Ekspor Gelap Nikel Kalsel Bikin Tekor Ribuan Triliun!
"KPK harus menyampaikan secara terbuka siapa pelaku pengekspor nikel ilegal itu di Kalsel," ujar Anang kepada bakabar.com di Gedung KPK, Jakarta.
Ia masih yakin bahwa di Kalsel tak ada tambang nikel ilegal. Sepengetahuannya, hanya rencana pembangunan smelter.
Karena itu, ia ingin KPK membuka fakta sejelas-jelasnya. Jika benar, maka harus benar-benar ditindak.
"Tapi jangan dirahasiakan dari publik. Memberi informasi jangan setengah-setengah. Harus diklarifikasi kebenarannya," ucapnya.
Sekali lagi, Anang tegas. Jika benar ada eksportir nikel ilegal di Kalsel, pemerintah tak boleh diam. Apalagi pura-pura tak tahu. Baginya, ini kejahatan besar.
Lebih gila lagi, ia menuding ekspor nikel ilegal itu kejahatan korporasi. Juga institusi.
Baca Juga: Marves Ciut Ungkap Dalang Ekspor Nikel Ilegal Kalsel!
"Tidak mungkin hanya satu orang terlibat. Atau bisa dikatakan oknum. Karena ini sudah menyangkut berbagai pihak," tudingnya.
Entah ke mana Anang melempar tuduhan itu. Yang jelas ia punya keyakinan ekspor nikel ilegal di Kalsel adalah kejahatan terstruktural. "Jika benar ekspor ilegal itu ada," imbuhnya.
Intinya, ia mendesak KPK untuk membuktikan itu. Jangan sampai kasus ini tiba-tiba hilang. "Kami akan melakukan hal-hal extra ordinary jika tak ada jawaban dari KPK," kecamnya.
Luhut Harus Jadi Pejuang, Bahlil Jangan Sembunyi!
Tak hanya KPK yang disasar Anang. Menko Marves Luhur Binsar Pandjaitan juga juga ditarget. Selepas dari Gedung Merah Putih, ia bergeser ke kantor Kementerian Koordinator Marves.
Sayang, di sana ia juga tak bisa bertemu Luhut. Begitu pula ketika bergeser ke Kementerian Investasi mencari Bahlil Lahadalia. Kedua menteri itu tak ada. Anang hanya bertitip surat.
"Apa yang disampaikan Pak Luhut itu juga harus dibuktikan, saya minta kejelasan, ketegasan dan fakta ini dibuka seluas-luasnya," pintanya.
Baca Juga: KPK soal Ekspor Gelap Nikel Kalsel ke China, "Kami Tak Diam"
Ia lantas berharap, sindikat kejahatan tambang bisa dimusnahkan di Kalsel. Kata dia, jangan ada lagi kongsi para cukong.
Dia bagian ini, ia menaruh harapan kepada Luhut. Agar bisa menyelamatkan Kalsel dari kejahatan tambang. Apakah itu batu bara, nikel atau sejenisnya.
"Seharusnya Pak Luhut bisa membongkar semua kasus sindikat tambang, jadi pejuang untuk menyelamatkan Kalimantan yang sudah hancur lebur oleh mafia tambang," tuturnya.
Baca Juga: Ekspor Nikel Ilegal Kalsel ke China, Berry Sentil 'Si Anu' Luhut
Di sisi lain, ia mempertanyakan kerja Kementerian Investasi. Bisa-bisanya sampai kecolongan ekspor nikel ilegal.
"BKPM harus bisa memberi tahu. Mengapa bisa lolos ekspor nikel itu dari Kalsel, Bahlil harus berikan klarifikasi," tuntutnya. "Jangan terus bersembunyi, apalagi berbohong," tutup Anang.