bakabar.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting di angka 14% pada 2024. Untuk mencapai target tersebut diperlukan efektifitas anggaran yang tepat sasaran. Salah satu langkah efektififitas anggaran tersebut yaitu pengalihan alokasi anggaran pemberian susu kotak dan biskuit menjadi protein hewani.
“Karena itu, anggaran untuk pembelian susu dan biskuit sekarang sudah tidak ada lagi. Jadi semua posyandu, anggarannya adalah untuk membeli produk makanan protein hewani di seluruh Indonesia,” ujar Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante S. Harbuwono dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema Langkah Penting Turunkan Stunting, Senin (26/6).
Senada, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memaparkan saat ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya 50,3 % dialokasikan untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan anak. Termasuk di dalamnya adalah anggaran untuk program penanggulangan stunting.
“Jadi kalau anggaran kita waktu itu (2022) sekitar Rp10 triliun, berarti Rp5 triliun untuk anak,” ucapnya.
Baca Juga: Pencegahan Stunting, Kemenkes: Solusinya Pemberian Protein Hewani
Pentingnya penggunaan anggaran yang terarah dan terukur juga tercermin dalam kebijakan Kota Surabaya. Dana yang dialokasikan untuk penanggulangan stunting telah tercantum dalam rekening yang tidak dapat diubah atau digunakan untuk kegiatan lainnya.
“Jadi contohnya jika di sub-anggarannya kegiatan untuk stunting, tidak bisa digunakan untuk kegiatan lainnya,” terang Eri.
Hal itu menjamin bahwa setiap dana yang dialokasikan benar-benar digunakan untuk upaya pencegahan dan penanggulangan stunting, tanpa ada penyalahgunaan atau pengalihan kegiatan yang tidak relevan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat menyinggung sejumlah pemda yang menggunakan anggaran tak tepat sasaran, bahkan cenderung untuk hal yang tidak penting.
Baca Juga: Wali Kota Surabaya Beberkan Strategi Jitu Turunkan Angka Stunting
Jokowi mencontohkan, ada pemda yang mengalokasikan anggaran Rp10 miliar untuk pencegahan stunting, namun yang digunakan untuk membeli makanan bergizi bagi anak-anak stunting tak sampai Rp 2 miliar. Justru anggaran stunting Rp10 miliar itu dihabiskan untuk perjalanan dinas dan kegiatan rapat.
"Saya cek, perjalanan dinas Rp3 miliar, rapat-rapat Rp3 miliar, penguatan pengembangan apa-apa bla bla bla Rp 2 miliar. Yang benar-benar beli telur itu nggak ada Rp2 miliar. Kapan stunting mau selesai kalau caranya seperti ini," ujar Jokowi dalam Rakornas Wasin di Kantor BPKP, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (14/6).
Seharusnya, kata Jokowi, anggaran stunting sebesar Rp10 miliar, sebagian besar atau minimal 80% digunakan untuk membeli makanan bergizi seperti telur, daging, ikan, sayuran untuk anak-anak agar bisa menurunkan angka stunting.