Satu-satunya hal yang dibutuhkan untuk menyamai Maradona adalah membawa rakyat Argentina ke jalan-jalan untuk kebahagiaan sebuah kemenangan. Seperti halnya Maradona yang memenangkan pertandingan ikonik pada Piala Dunia tahun 1986.
Kini, Messi sukses mengemban misi tersebut. Dia menuntaskan perannya sebagai Messiah atau Juru Selamat. Dia memenuhi semua harapan dan keinginan rakyat Argentina yang tengah dilanda krisis ekonomi.
Messi tak pernah mengomentari perannya sebagai Juru Selamat. Dia tetap menjadi seorang penganut Katolik yang taat. Di lengan kanannya, terdapat tato Yesus Kristus. Di siku kanannya, ada tato Jendela Mawar, sebuah jendela yang terletak di Gereja Sagrada Familia di Barcelona.
Nazar Messi
Di tahun 2017, setahun sebelum Piala Dunia 2018 di Rusia, Messi sempat bernazar. Jika Argentina memenangkan Piala Dunia, dia akan merayakannya dengan berlari sejauh 31 mil dari rumahnya di Rosario, Argentina, ke Sanctuary of Our Lady of the Rosary yang terletak di San Nicolas.
Setiap tahun di bulan September, ratusan ribu umat Katolik melakukan perjalanan dengan berjalan kaki ke San Nicolas, tempat suaka dan pusat penyebaran Katolik Argentina.
Saat itu dia gagal, kini dia bisa kembali mewujudkan obsesinya. Dia selalu menyebut bakatnya datang dari Tuhan, dan kepada Tuhan pula dia persembahkan semua kemenangannya.
Baca Juga: Alumnus HMI Dilantik Jadi Perdana Menteri Malaysia
Namun di mata para fans garis keras, yang mendirikan Gereja Maradona, Messi akan selalu jadi Juru Selamat. “Messi membela kondisi kemahakuasaan dan kemahatahuan Maradona. Kalaupun Maradona mati, dia tetap abadi. Dia tidak meninggalkan kami,” kata Hernan Ames.
Apakah setelah berhasil membawa Argentina juara, Messi akan sejajar dengan “Tuhan” Maradona?
Hernan Amez tidak menjawab. Namun Camilo Quinteros, sosiolog di Kolombia, menyebut bisa saja ada Gereja Messi dalam waktu dekat. Dia menyebut sejarah agama selalu berawal dari kegembiraan dan kebahagiaan yang berhasil diwujudkan seseorang.
“Dalam konteks ini, Messi hadir membawa kisah-kisah kejayaan untuk bangsanya. Dia datang sebagai pelipur lara bagi orang-orang yang hampa dengan kisah hebat,” katanya.
Di negeri latin, sepakbola pun bisa menjadi agama. Dan pemainnya bisa menjadi dewa. Semua mendambakan kegemilangan setelah dihantam panas kering kerontang akan gelar juara.
Semua gembira karena Messi.