News

Drainase Buruk, Hujan Hampir 5 Jam Ubah Sampit Jadi Kota Air

Hanya butuh lima jam hujan deras untuk mengubah Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, menjadi kota air.

Featured-Image
Banjir yang menggenang salah ruas jalan di DI Penjaitan Sampit. Selasa (12/8/2025). Foto: bakabar.com/Ilhamsyah Hadi

bakabar.com, SAMPIT - Hanya butuh lima jam hujan deras untuk mengubah Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, menjadi kota air, Selasa (12/8/2025). 

Genangan setinggi 25 sentimeter hingga selutut orang dewasa melumpuhkan puluhan titik jalan dan merendam puluhan rumah.

Banjir melanda dua kecamatan, Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, termasuk kawasan padat penduduk seperti Jalan Soeprapto Selatan, H. Anang Santawi, DI Panjaitan, hingga Perumahan Borneo Regency. Dua sekolah dasar, SD NU dan SD Muhammadiyah, juga ikut kebanjiran.

Warga menuding buruknya sistem drainase sebagai penyebab utama. “Kalau hujan lebat dan air sungai pasang, banjir pasti terjadi. Drainase di sini tidak lancar, jadi air lama sekali surutnya,” keluh Aulia, warga Jalan Soeprapto Selatan.

Masniah, warga Jalan Anggur 3, menilai banyak bangunan berdiri tanpa memperhatikan jalur pembuangan air. 

“Saluran drainase di Soeprapto, Anang Santawi, dan Panjaitan harus segera diperbaiki. Anak sungainya perlu dikeruk agar air cepat mengalir,” tegasnya. Ia bahkan meminta Pemkab tegas membongkar bangunan yang menghalangi aliran air.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, mengungkap hujan deras mulai turun pukul 12.05 WIB hingga 16.05 WIB, berbarengan dengan pasang Sungai Mentaya. Kondisi itu membuat air sulit mengalir ke sungai. Sedikitnya 40 rumah terendam, sementara dua kendaraan mogok harus dievakuasi.

“Transportasi tetap berjalan, hanya sedikit tersendat di ruas-ruas jalan yang tergenang,” jelas Multazam.

Banjir perlahan mulai surut, namun warga berharap masalah drainase segera dibenahi agar Sampit tak kembali terkepung banjir setiap musim hujan.

Editor


Komentar
Banner
Banner