bakabar.com, JAKARTA - Kasus dugaan penembakan oleh polisi kepada warga Seruyan, Kalimantan Tengah menguap. Kapolri Listyo Sigit bahkan enggan menanggapinya.
Gestur itu Listyo tunjukkan saat di KPK, Senin (4/12) siang. Setelah mendengarkan pertanyaan wartawan, ia memilih melambaikan tangan, lalu pergi.
Listyo juga sempat menunjukkan gestur bingung. Bahkan kaget. Ketika wartawan menyebut Seruyan.
Baca Juga: LIPSUS: Basa-basi Investigasi Seruyan
Kasus ini sudah berlalu lebih dari dua bulan. Peristiwanya terjadi awal Oktober lalu.
Korban yang tertembak adalah Gijik. Dia ikut mendemo PT Harapan Masawit Bangun Persada (PT HMBP). Di mana aksi kala itu berujung bentrok antara masyarakat dan polisi.
Lesatan peluru tajam meletus bersamaan dengan lebih dari 5 kali gas air mata menghujani aksi demonstrasi. Di situlah Gijik tertembak.
Kasus lalu ditangani Polda Kalteng. Katanya, atas asistensi Mabes Polri.
Baca Juga: Lagi! Keluarga Korban Penembakan Seruyan Minta Perlindungan LPSK
Sejauh ini, Polda Kalteng menetapkan satu tersangka. Polisi berinisial ATW berpangkat Iptu. Ia berdinas di Satbrimob.
Namun persoalannya tak cuma disitu. Polisi terkesan represif dalam penanganan massa di Seruyan. Mereka menggunakan gas air mata, bahkan peluru karet.
Fakta itu pernah dibeberkan Anggota Tim Investigasi dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS), Andre Yunus.
Bahkan, gak air mata tak lagi ditembakkan ke atas. Tapi mengarah ke massa.
“Ada instruksi agar gas air mata jangan ke atas. Jangan ke atas. Gas air mata jangan ke atas. Arahkan ke orangnya. Itu terdengar sangat jelas,” bebernya.
Baca Juga: Waduh! Laporan Korban Penembakan Seruyan Ditolak Mabes Polri
Paling mengagetkan, ada arahan yang menakutkan. “Ayo maju… Ayo maju lekas… Tembak orangnya… Gas air mata persiapkan… Bidik kepalanya. Bidik kepalanya...,” ujar Andre menirukan dialog dalam video yang berhasil direkam warga.
Sebelumnya, Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengeklaim, mabes turun tangan.
"Ada tim yang sudah diturunkan dari Mabes,” katanya usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, beberapa waktu lalu.