bakabar.com, DEPOK - Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menjawab pertanyaan mahasiswa kala ditagih hutang janjinya kepada PNS DKI kala pandemi Covid-19 melanda.
"Saya mau bertanya kepada Bapak, mengenai mencapai kesejahteraan. Apa yang akan Bapak lakukan sebagai presiden jika nantinya terpilih? Padahal utang janji Bapak pada PNS pada saat pandemi waktu itu saja belum Bapak lunasi, mengenai pinjaman gaji para PNS yang Bapak gunakan untuk menangani pandemi pada saat itu?," tanya mahasiswa tersebut kepada Anies di Kuliah Kebangsaan di Universitas Indonesia (UI), Selasa (29/8).
Lebih lanjut ia meminta pertanggungjawaban mengenai beberapa PNS yang menyatakan bahwa beberapa persen dari gaji mereka belum dikembalikan oleh Anies.
Baca Juga: Prabowo Klaim Jokowi Berhasil Lepas Belenggu Pandemi Covid-19
Menjawab hal itu, Anies menceritakan secara detail duduk perkara yang terjadi. Saat itu, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat harus menggeser anggaran untuk membantu penanganan Covid-19.
"Saat itu, ada dua aspek yang diperhatikan yakni kesehatan dan jaminan sosial. Kenapa jaminan sosial? Karena warga diminta untuk di rumah. Dengan warga diminta di rumah, maka mereka banyak yang tidak punya pendapatan rutin, mereka yang pendapatan harian hilang," tutur Anies.
Baca Juga: Anies Dorong Kampus jadi Tempat Bongkar Isi Kepala Pemimpin
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan bahwa penerima bantuan sosial di Jakarta ada sebanyak 900 ribu keluarga, namun mendadak berubah menjadi 2,4 juta akibat pandemi.
"Anda bayangkan, ketika bantuan sosial 900 ribu keluarga terima kemudian berubah jadi 2,4 juta, itu artinya 2/3 penduduk Jakarta harus diberi uang oleh pemerintah, harus diberi bantuan, sembako oleh pemerintah," imbuhnya.
Jutaan Warga Jakarta
Oleh karena itu, Anies kemudian mengumpulkan para ASN di wilayah Jakarta dan mengatakan bahwa Pemprov DKI memiliki uang sebesar Rp1,6 triliun yang hendak digunakan untuk membantu para penduduk tersebut.
"Jadi saya sebagai gubernur waktu itu, mengumpulkan ASN dan saya buat rekaman. Saya waktu itu berbicara ke ASN, sekarang ini ada uang nilainya Rp1,6 trilun, mau dipakai 60 ribu ASN atau dipakai untuk hidupi 2,4 juta warga Jakarta. Itu tunjangan kinerja daerah (TKD) nya," celoteh Anies.
Baca Juga: Status Pandemi Dicabut, Pemerintah Tak Lagi Tanggung Biaya COVID-19
Ia pun memberi pilihan kepada para ASN untuk menerima dana itu atau menghibahkan kepada 2,4 juta orang yang membutuhkan.
"Saya katakan ke ASN, saya teruskan uang ini kepada Anda, dan diterima oleh 60 ribu ASN, atau Anda hibahkan uang ini kepada warga Jakarta dan beri tahu anak, istri, suami bahwa uang itu diberikan bukan untuk pemerintah, uang itu diberikan kepada tetangga Anda yang hari ini tidak punya pendapatan karena pandemi. Kabari pada mereka. Kabarkan ke mereka ini bansos dari Anda untuk mereka," ungkapnya.
"Jadi 25% hibah, memang diberikan, potongnya 50%, lalu 25% tidak dikembalikan 25% dikembalikan. Jadi pemotongan itu bukan pemotongan untuk alat kesehatan, bukan untuk vaksin, itu pemotongan yang menjadi beras, gula, sembako, bagi para tetangga ASN di Jakarta," tambah Anies.
Meyakinkan Para ASN
Lebih lanjut Anies menceritakan pada mulanya pemotongan itu penolakan dari pada ASN, namun ia berusaha meyakinkan.
"Di awal ASN nolak kabar pemotongan karena mereka terbiasa pemotongan buat macem-macem. Setelah dijelaskan ini untuk sembako, saya katakan kepada mereka lihat dada Anda di situ ada tulisan abdi negara. Jalankan tugas sebagai abdi negara, berikan 50% karena Anda adalah yang terdepan untuk rawat Indonesia," paparnya.
Baca Juga: Anies: Demokrasi Indonesia Bermasalah Dampak Kesejahteraan Masyarakat
Alhasil, Anies mengatakan bahwa pemotongan tersebut akan dikembalikan kepada para ASN ketika APBD DKI kembali normal.
"Jadi bagi ASN yang hari ini belum terima, itu hanya masalah waktu uang itu akan dikembalikan. Begitu APBD kembali, uang itu dikembalikan. Ingatlah, bahwa uang itu dikembalikan, semata-mata dipakai untuk menghidupi tetangga Anda yang tidak bisa makan dan tidak cukup pendapatan karena terdampak COVID-19," pungkasnya.