bakabar.com, MARABAHAN - Seperti tahun-tahun sebelumnya, stok hewan kurban di Barito Kuala (Batola) diklaim aman dan bahkan melebihi kebutuhan.
Bahkan kendati diprediksi terjadi kenaikan permintaan menjelang Iduladha 1445 Hijriah, stok yang tersedia diklaim mencukupi kebutuhan hewan kurban di Batola.
"Kami memperkirakan terjadi peningkatan permintaan hewan kurban sebanyak 10 persen dibanding tahun sebelumnya," papar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Batola, Suwartono Susanto, awal pekan tadi.
Adapun kebutuhan hewan kurban, khususnya sapi di Batola, tercatat sebanyak 1.078 ekor dengan rincian 955 sapi, 105 kambing dan 18 kerbau. Sementara stok yang tersedia mencapai 2.529 ekor dengan rincian 2.415 sapi, 71 kerbau dan 43 kambing.
"Stok tersebut tersedia di kalangan pelaku usaha maupun peternak," tambah Eko Hariyanto, Kabid Produksi Peternakan Disbunnak Batola.
Diketahui pelaku usaha hewan ternak terbanyak berada di Kecamatan Mandastana dengan ketersediaan mencapai 1.437 ekor sapi. Sedangkan peternak sapi terbanyak berlokasi di Barambai dan Wanaraya.
"Selain memenuhi kebutuhan masyarakat Batola, sapi yang tersedia juga dikirim ke kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan, termasuk ke Kalimantan Tengah," imbuhnya.
Seiring peningkatan kebutuhan, Disbunnak Batola juga memperkirakan terjadi kenaikan harga hewan kurban. Namun kenaikan diprediksi tidak terlalu signifikan.
Baca Juga: Ketersediaan Hewan Kurban Jelang Iduladha di Kalsel Diklaim Aman
Baca Juga: Jelang Iduladha 1444 H, Batola Diklaim Surplus Sapi Kurban
"Kalau hari biasa harga per kilogram bobot badan senilai Rp58.000. Sementara menjelang hari raya kurban, diperkirakan terjadi kenaikan harga hingga Rp70.000 per kilogram bobot badan," jelas Eko.
Selain mencukupi kebutuhan masyarakat, hewan kurban dari Batola juga dijamin telah terbebas dari penyakit. Di antara penyakit yang paling diwaspadai adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Diseases (LSD).
"Kami selalu berusaha melakukan pencegahan dini. Setiap hewan ternak yang didatangkan dari luar Batola, langsung diberikan vaksin," papar Heny Dyah Istiningsih, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disbunnak Batola.
Baik PMK maupun LSD umumnya ditularkan melalui peralatan kandang dan jarum suntik yang tidak steril, hingga vektor lalat, nyamuk, pinjal dan caplak.
"Dalam skala kecil, gejala PMK memang sempat ditemukan. Namun semuanya dapat disembuhkan dan dicegah dengan vaksinasi, sehingga Batola sudah zero PMK sejak 2023," tegas Heny.
Di sisi lain, Disbunnak Batola juga menyediakan tempat pemotongan khusus yang ditangani UPTD Rumah Pemotongan Hewan Ruminansia (RPH-R).
Berlokasi di Desa Kolam Kiri, Kecamatan Barambai, pemotongan hewan di RPH-R Batola hanya dikenakan tarif Rp75.000 per ekor.