Nasional

Dikeroyok Empat Water Bombing, Pemadaman Karhutla di Kalsel Belum Optimal 

Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Ari Aryanto mengakui, pemadaman Karhutla) di Kalsel belum optimal, meski empat helikopter water heater telah dikerahkan.

Featured-Image
Heli water bombing beraksi memadamkan karhutla di Pengayuan Liang Anggang. Foto: apahabar.com/Hasan

bakabar.com, BANJARMASIN - Meski sudah dikeroyok empat helikopter water bombing, upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan tampaknya belum optimal.

Hingga akhir Agustus 2023, luasan karhutla di Kalsel terus bertambah. Dalam catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), luas wilayah yang terbakar telah mencapai 1.978 hektar.

Sementara dari pantauan satelit, ditemukan sebanyak 7.987 hot spot yang tersebar di 13 wilayah kabupaten/kota di Kalsel. Adapun berdasarkan pemantauan udara, ditemukan 793 titik api.

"Diakui bahwa pemadaman karhutla di Kalsel belum optimal, meski empat helikopter water bombing telah dikerahkan," papar Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Ari Aryanto, Kamis (31/8). 

Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Ary Aryanto mengakui upaya pemadaman Karhutla di Kalsel belum optimal. Foto: Syahbani
Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Ary Aryanto mengakui upaya pemadaman Karhutla di Kalsel belum optimal. Foto: Syahbani

"Setelah api dipadamkan, ternyata esok muncul kebakaran lagi. Artinya upaya pemadaman yang dilakukan masih belum optimal," sambungnya.

Tidak mengherankan kalau kemudian muncul asumsi bahwa kebakaran tersebut dipicu faktor kesengajaan. Ini dikuatkan dengan beberapa orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.

"Hampir tidak mungkin kalau tidak dibakar. Terlebih sudah ada yang diamankan karena membakar lahan. Hal yang menjadi persoalan adalah sebaran api akibat kesengajaan itu," tukas Aryanto. 

Lantas sebagai solusi, Aryanto meminta agar upaya pemadaman dan pencegahan karhutla terus dilakukan bersama-sama oleh seluruh elemen. Tak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat.

"Apabila semua elemen bisa bekerjasama, besar kemungkinan karhutla dapat dikendalikan di akhir Agustus hingga September nanti," pungkas Aryanto.

Editor


Komentar
Banner
Banner