bakabar.com, JAKARTA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengungkapkan sejumlah kesulitan yang dihadapi selama mengidentifikasi jenazah korban gempa Cianjur.
Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen Pol dr A Nyoman Eddy Purnama Wirawan menyebutkan kesulitan yang dirasakannya berasal dari fasilitas pemeriksaan hingga kondisi jenazah saat ditemukan Tim SAR.
“Kesulitannya karena semua dikerjakan marathon dengan fasilitas dua meje pemeriksaan. Sementara kami melakukan dasar identifikasi,” kata Eddy seperti dilansair Antara, Minggu (27/11).
Baca Juga: Hari Keenam Gempa Cianjur, BNPB: 14 Orang Masih dalam Pencarian
Adapun secara teknis, DVI Polri memiliki sumber daya manusia yang mendukung Inafis yakni dua dokter forensik Polri, tiga dokter forensik setempat, dan teknisi.
Selain itu, kondisi jenazah yang sudah rusak seiring berjalannya waktu menjadi tantangan tersendiri.
Meski begitu, pihaknnya beruntung mendapat bantuan dalam bentuk pemeriksaan sidik jari.
Baca Juga: Lalu Lintas Padat, Pemkab Cianjur Minta Donatur Tak Langsung Salurkan Bantuan ke Lokasi Bencana
Namun, imbuh Eddy, pemeriksaan akan menjadi lebih kompleks apabila sidik jari tidak dapat diidentifikasi sehingga menggunakan peralatan lebih, tenaga, dan biaya untuk pemeriksaan DNA, seperti temuan bagian tubuh yang tengah diidentifikasi DVI Polri saat ini.
"Menurut catatan kami ada tulang kepala, jadi agak susah," kata Eddy.
Eddy meminta masyarakat dan para keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk melapor ke Posko Pengaduan Orang Hilang atau Posko Ante Mortem DVI di Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur.