Digitalisasi Keuangan

Digitalisasi Keuangan di Indonesia, OJK: Berdampak Besar bagi UMKM

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa digitalisasi keuangan yang tengah berkembang di Indonesia, telah memberikan dampak besar kepada masyarakat.

Featured-Image
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar. Foto: tangkapan layar

bakabar.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa digitalisasi keuangan yang tengah berkembang di Indonesia memberikan dampak besar kepada masyarakat.

Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Mahendra Siregar menjelaskan bahwa dengan platform keuangan digital membuat masyarakat yang berada di wilayah pedalaman dapat menjangkau produk perbankan.

Dia mengakui bahwa produk perbankan sebelum kehadiran digitalisasi, masih sangat sulit untuk diakses oleh masyarakat. Terutama bagi warga yang tinggal jauh dari wilayah kota.

“Dampak besar dirasakan juga oleh UMKM yang memproduksikan barang ataupun jasa dan berada di daerah yang relatif terpencil, atau tidak mudah mendapat akses keuangan dan kemudian memperoleh akses melalui digital,” ujarnya dalam webinar digitalisasi keuangan, Kamis (2/3).

Baca Juga: Dorong Pembayaran Non Tunai, Kemendag Digitalisasi 1.000 Pasar di Indonesia

UMKM Indonesia saat ini sangat terbantukan atas kehadiran ekosistem digitalisasi keuangan. Menurutnya, banyak pelaku usaha yang saat ini terus berkembang berkat kemudahan akses pembiayaan.

Selain itu, melalui kemudahan akses pembiayaan, kulitas barang yang diproduksi oleh UMKM dapat meningkat. Peningkatan kualitas tersebut yang akhirnya membantuk value chain atau rantai nilai bagi konsumen.

“Hingga peningjatan kualitas dari inklusi itu sendiri dari ekosistem UMKM,” imbuhnya.

Mahendra berharap kemajuan UMKM akibat dari kehadiran ekosistem keuangan digital dapat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Dorong Akselerasi Digitalisasi UMKM Melalui Wiki Wirausaha dan Kadin Tech Hub

Kendati begitu, Mahendra memperingatkan bahaya dari digitalisasi keuangan tersebut. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang terjebak ke dalam berbagai modus penipuan.

Muali dari penggunaan platform pembiayaan digital yang ilegal sampai dengan aplikasi untuk mengakses intsrumen investasi yang menjebak masyarakat dan akhirnya kehilangan banyak uang.

“Saya melihat sisi lain dari keuangan digital yang banyak merugikan masyarakat, tapi saya rasa hal tersebut juga terjadi di seluruh dunia,” ungkapnya.

Modus penipuan hingga kehadiran investasi bodong merupakan hal yang terjadi tidak hanya di Indonesia. Tapi, dia memastikan pihaknya akan melakukan pengembangan keamanan ekosistem digital.

Baca Juga: Kinerja Perbankan, OJK: Penyaluran Kredit Tumbuh 10,5 Persen

Untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat dalam mengakses berbagai intrumen keuangan secara digital.

“Tapi hakekatnya saya rasa manfaatnya jauh lebih besar, terutama manfaatnya untuk masyarakat dan saudara-saudara kita di daerah terpencil dan tentu UMKM,” tutupnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner