Gaya Hidup

Diduga Picu Kematian di Kanjuruhan, Ini yang Dialami Tubuh Jika Terkena Gas Air Mata

Penggunaan gas air mata dalam upaya penanganan tragedi Kanjuruhan, Malang, disorot publik.

Featured-Image
Kanjuruhan Malang. Foto-net

bakabar.com, BANJARMASIN - Penggunaan gas air mata dalam upaya penanganan tragedi Kanjuruhan, Malang, disorot publik.

Diduga, pelepasan gas air mata berkali-kali oleh pihak kepolisian memicu penonton berdesakan keluar hingga ratusan kasus kematian imbas sesak napas.

Dilansir dari DetikHealth, ahli paru yang juga guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) menjelaskan paparan gas air mata bisa berdampak akut pada saluran napas dan memicu gawat napas (respiratory distress).

Sejumlah efek gas air mata pada pernapasan meliputi:

  • Dada berat
  • Batuk
  • Tenggorokan seperti tercekik
  • Sesak napas

"Mereka yang sudah punya penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) maka kalau terkena gas air mata maka dapat terjadi serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujung di gagal napas (respiratory failure)," terang Prof Tjandra dilansir dari DetikHealth, Senin (3/10).

Baca: Perintah Jokowi ke Kapolri; Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan Malang

Efek pada Mata, Mulut & Hidung

Selain pada paru-paru, paparan gas air mata juga berefek pada mata, mulut, dan hidung.

Prof Tjandra menjelaskan, efek yang timbul bisa berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan.

"Selain di saluran napas maka gejala lain adalah rasa terbakar di mata, mulut dan hidung. Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan. Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi," imbuh Prof Tjandra.

"Walaupun dampak utama gas air mata adalah dampak akut yang segera timbul, ternyata pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan. Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi dan apalagi kalau di ruangan tertutup," pungkasnya.

Baca: Bahas Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Mahfud MD Gelar Rapat Rapat Koordinasi

Editor


Komentar
Banner
Banner