bakabar.com, JAKARTA - Banyak cara dilakukan artis untuk mendalami peran. Dian Sastro memilih jadi antisosial.
Aktris Dian Sastrowardoyo pemeran Dasiyah dalam serial Gadis Kretek mengatakan, demi mendalami peran sebagai sosok pendiam, ia memilih menjadi seorang yang antisosial alias 'ansos'.
Tak hanya berhenti bergaul, Dian bahkan berhenti berolahraga. Hal tersebut ia lakukan untuk melatih gestur tubuhnya agar bisa menyesuaikan dengan gerak-gerik perempuan pada zaman itu.
Dian Sastro sengaja melakukan itu untuk mengeksplor lebih jauh mengenai pendekatan-pendekatan terbaik yang dapat ia tempuh untuk mendalami karakter Dasiyah.
"Untuk masuk ke situ (karakter) tuh pertama-tama depresi banget, sementara aku kan orang yang seneng hangout sama teman-teman, pergi jalan-jalan. Jadi, buat aku, ini sesuatu yang jauh banget dari diri aku," kata Dian dalam Konferensi Pers Gadis Kretek di Jakarta, Rabu (1/11).
"Saya berhenti ketemu sama teman-teman saya sekitar enam bulan. Saya berhenti bersosialisasi. Saya juga berhenti olahraga agar gestur tubuh bisa sesuai. Di masa itu perempuan itu enggak terlalu banyak aktivitasnya, dan enggak mungkin banget mereka olahraga lari", kata Dian menambahkan.
Demi totalitas berakting, Dian juga berhenti mendengarkan musik modern selama mendalami peran sebagai Dasiyah.
"Saya cuma dengerin musik gamelan sama musik klasik saja buat beberapa bulan," ujar pemeran Cinta dalam film "Ada Apa dengan Cinta?" ini.
Berbagai persiapan tersebut ia lalui karena merasa personal Dasiyah yang pendiam sangatlah berbeda dari dirinya yang senang menghabiskan waktu dengan bersosialisasi. Jadi sebagai bentuk totalitas, ia melakukan hal-hal yang berbeda dari rutinitas Dian sebagai perempuan kekinian.
Serial Gadis Kretek telah diputar perdana di Busan International Film Festival ke-28 di Korea Selatan, dan ditayangkan secara eksklusif di platform streaming Netflix mulai 2 November 2023.
Serial ini bercerita tentang perjalanan cinta dan penemuan jati diri seorang perajin berbakat, yang dimulai saat ia menentang tradisi industri rokok kretek di Indonesia pada tahun 1960-an.
