bakabar.com, JAKARTA - Kondisi korban penganiayaan Mario Dandy, David Ozora, kian membaik saban harinya. Peningkatan ini tentu tak lekang dari berbagai upaya yang dilakukan tim dokter, salah satunya menerapkan terapi musik heavy metal.
Kabar soal terapi musik itu diungkapkan oleh Addie MS, sang komponis prominen yang juga tergabung dalam Lesbumi PBNU. Dia mengaku terkejut kala mendengar musik yang dipakai untuk terapi bergenre heavy metal, bukan relaksasi sebagaimana lazimnya.
“Biasanya kalau kondisi seperti ini musik yang tenang, relaksasi. Tapi begitu saya dengar musiknya yang heavy metal itu, 'hah?'," kata Addie usai menjenguk David, dikutip dari NU Online, Minggu (12/3).
Rupanya, heavy metal dipilih karena itu merupakan genre kesukaan David. Menurut pengakuan sang ayah, Jonathan Latumahina, putranya terbiasa mendengarkan musik keras menggunakan headphone sebagai pengantar tidur.
Lantas, apakah terapi musik heavy metal yang dijalani David ini benar-benar efektif? Lebih spesifiknya, apa saja manfaat yang memengaruhi perkembangan kondisi pasien?
Meningkatkan Fungsi Memori
Sebuah studi yang dimuat dalam Atlanta Journal Constitution mengungkapkan bahwa saat seseorang mendengarkan musik yang disukainya, itu bisa membantu meningkatkan fungsi kognitif dan ingatan.
Penelitian yang dilakukan Cardiff Metropolitan University, Inggris, itu pun menegaskan bahwa semua genre musik membawa manfaat yang sama. Tak terkecuali, musik rap dan metal yang notabene tidak disukai para orang tua.
Memang tak dapat dipungkiri, masih ada segelintir orang tua yang tidak suka kalau anaknya mendengarkan musik-musik keras. Malahan, tidak jarang pula orang tua meminta agar buah hatinya mendengar genre lain saja.
Namun, jika mereka memaksa si buah hati mendengarkan musik yang tidak disukainya, justru bisa menghasilkan kinerja memori jangka pendek yang buruk.
Meningkatkan Emosi Positif
Studi lain yang juga dimuat dalam Atlanta Journal Constitution membuktikan musik heavy metal mampu meningkatkan emosi positif. Ketika seseorang merasa marah, musik keras itu terbukti efektif menenangkan pikiran mereka.
“Musik membantu mereka mengeksplorasi keseluruhan emosi yang mereka rasakan, bahkan juga membuat mereka merasa lebih aktif dan terinspirasi,” papar salah seorang peneliti yang terlibat, Leah Sharman.
Hasilnya, sambung Leah, menunjukkan tingkat permusuhan, lekas marah, dan stres menurun usai mendengarkan musik ekstrem tersebut. Senada dengan itu, sebuah studi yang dilakukan di Turki juga mengungkapkan hal serupa.
Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa heavy metal mampu mengurangi stres. Malahan, ini juga membuat seseorang yang sedang stres mengalami penurunan detak jantung tekanan darah.