Hot Borneo

Datang ke DPRD Kalsel, Dirut PTAM Intar Banjar Disodori Air Keruh oleh Pelanggan

Saiful Anwar pun dicerca sederet pertanyaan. Keluh kesah para emak-emak diluapkan sejadi-jadinya. Mereka mengaku sudah muak dengan distribusi air yang buruk.

Featured-Image
Buruknya pelayanan ini berujung pada keluhan pelanggan. Khususnya warga Desa Tembokar, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar. Foto-apahabar.com/Bani

bakabar.com, BANJARMASIN - PTAM Intan Banjar tengah diterpa masalah.

Pasalnya, distribusi air yang dikelola sering macet. Kotor. Khususnya di wilayah pinggiran. 

Buruknya pelayanan ini berujung pada keluhan pelanggan. Khususnya warga Desa Tembokar, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar.

Tadi siang, Kamis (3/8) warga Desa Tembokar yang didominasi emak-emak mendatangi kantor DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel).

Mereka sengaja diundang untuk hadir ke Rumah Banjar, seiring pemanggilan direksi PTAM Intan Banjar oleh Komisi II DPRD Kalsel.

Menariknya, usai kegiatan emak-emak yang menunggu di luar ruang rapat langsung mendatangi Direktur Umum PTAM Intan Banjar, Saiful Anwar. 

Saiful pun dicecar sederet pertanyaan. Keluh kesah para emak-emak diluapkan sejadi-jadinya. Mereka mengaku sudah muak dengan distribusi air yang buruk di wilayahnya.

Para emak-emak pun mengomel sejadinya. "Bayar mahal pak. Tapi airnya tidak ada," ketus salah seorang warga Desa Tembokar.

Untuk mendapatkan setetes air bersih, mereka mengaku sudah menggunakan mesin pompa. Namun, hanya angin yang berhembus dari mulut pipa.

Yang semakin membuat mereka kesal, ketika air malah kotor, keruh, tak layak pakai.

Sebagai bukti, mereka membawa seteko air berwarna kuning yang didapat dari kran PTAM Intan Banjar. 

“Ini sudah paling bersih, pernah lebih kotor dari ini saat mengalir,” keluh salah satu emak-emak.

Sialnya, kondisi sudah berjalan berbulan-bulan. Apalagi saat mulai musim kemarau semakin parah. “Sejak Ramadan lalu air susah mengalir. Sekarang makin parah,” cecar mereka.

Sejatinya, PTAM Intan Banjar sudah menyalurkan air bersih dengan mobil tangki. Namun, tetap saja tak mencukupi. Ari yang disediakan di tangki tidak cukup.

“Jumlah air yang datang tak sesuai dengan yang membutuhkan. Akhirnya rebutan, hingga membuat gesekan kecil antar warga,” sebut warga.

Kondisi air bersih yang hingga membuat mereka susah MCK, membuat mereka habis kesabaran. Bahkan mereka mengancam ingin berpindah langganan ikut dengan PTAM Bandarmasih.

“Kalau tak ada solusi, kami pindah saja berlangganan dengan Banjarmasin,” ancam mereka.

Entah bercanda atau serius, Saiful menimpali jika ingin pindah, catat saja nama-nama pelanggannya. “Ini bukan saya yang meminta, tapi kalian yang menginginkan,” jawabnya.

Perihal terganggunya distribusi air bersih di sebagian daerah, seperti Kecamatan Kertak Hanyar, Gambut, Aluh-Aluh dan Beruntung Baru, Saraji menjawab diplomatis. Lantara belum terkoneksinya pipa besar ke wilayah tersebut.

Sebagai contoh, dia menyebut pipa besar yang terpasang di sisi jalan Ahmad Yani, Gambut, belum tersambung utuh. Hanya sampai Km 12, tepatnya di depan Hotel Aston Banua.

Saiful mengungkap, untuk mengoneksikan pipa ke pemukiman, pihaknya sudah punya rencana kerja. Yakni menyambung kembali pipa tersebut hingga ke perbatasan Banjarmasin. “Uangnya sudah ada Rp29 miliar, termasuk membangun booster,” janjinya.

Menyikapi keluhan warga, Anggota Komisi II DPRD Kalsel, Fahrani mengatakan, PTAM Intan Banjar harus mempunyai solusi ketika memasuki musim kemarau yang berdampak terganggunya distribusi air bersih.

“Menipisnya bahan baku air bersih saat kemarau, membuat distribusi terganggu. Harus ada mobil tangki yang tersedia untuk membantu warga,” ingatnya.

Perihal penyambungan pipanisasi di sisi Jalan Ahmad Yani yang sempat terhenti, dia meminta agar PTAM Intan Banjar untuk melakukan sosialisasi kepada warga sekitar. Hal ini agar tak terjadi penolakan yang dampaknya mengganggu proyek ini.

“Informasi yang kami dapat pipanya sudah ada. Tinggal kerjasama semua pihak termasuk warga dan pemprov yang harus disosialisasikan,” cetusnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner