bakabar.com, JAKARTA - Tim forensik Rumah Sakit (Rumkit) Polri, Kramat Jati akan melakukan pemeriksaan mendalam terkait apa penyebab kematian terhadap pelaku penembakan Mustopa di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Kepala Rumah Sakit Polri, Brigjen Pol Hariyanto mangungkapkan pihaknya mengambil sejumlah sampel organ dalam jenazah Mustopa, guna mengetahui dan memastikan penyebab kematiannya usai melakukan aksi 'koboi'nya pada Selasa (2/5) kemarin.
"Uji patologi anatomi. Pemeriksaan patologi yang akan menjawab penyebab yang bersangkutan meninggal kenapa," kata Brigjen Pol Hariyanto saat ditemui di Gedung Utama Rumkit Polri, Jakarta Timur (3/5).
"Kita ambil sample organ dalam untuk pemeriksaan. Karena itu yang bisa jelaskan penyebab kematian. Ada tiga, ginjal, paru, jantung," lanjutnya lagi.
Baca Juga: Penyebab Kematian Penembak Kantor MUI Tunggu Hasil Lab!
Adapun pemeriksaan dengan sampel organ dalam itu, dijelaskan Brigjen Hariyanto, yakni dengan jenis metode Patologi Anatomi (PA), yakni pemeriksaan itu merupakan spesialisasi medis terkait diagnosis penyakit berdasarkan pemeriksaan kasar dan mikroskopis terhadap sel, jaringan, dan organ.
Meski demikian, Kepala Rumah Sakit belum dapat memastikan hasil apa yang diperoleh dari pemeriksaan tersebut. Mereka menunggu semuanya rampung untuk dipublikasikan.
Baca Juga: MUI Curigai Motif Penembakan Dipicu Masalah Keagamaan
Namun demikian, sejumlah pertanyaan publik terkait penyebab kematian pelaku penembakan kantor MUI berkaitan dengan sejumlah obat-obatan yang ditemukan di dalam tas pelaku.
"Jadi memang di tasnya itu ada obat-obatan asma. Jadi dari patologi anatomi, apakah asma yang bisa membunuh. Nah nanti pengaruhnya ke jantung, dan sebagainya," jelas Brigjen Pol Hariyanto.
Diketahui Mustopa melakukan aksi koboi dengan melepaskan tembakan dari senjata berjenis Airsoft Gun yang mengakibatkan kaca pintu MUI pecah berserakan.
Berdasarkan kartu identitasnya (KTP), Mustopah merupakan warga Kabupaten Pesawaran, Lampung.