Cinderella Complex Syndrome

Cinderella Complex Syndrome, Ketika Perempuan Tak Bisa Independen

Cinderella Complex Syndrome, istilah yang digunakan untuk perempuan yang tak bisa independen dan takut mengeksplor dunia di luar dirinya.

Featured-Image
Cinderella Complex Syndrome terjadi kepada perempuan yang takut untuk mengembangkan potensi diri. Foto: Imgorthand/istock photo

bakabar.com, JAKARTA –  Cinderella Complex Syndrome, istilah yang digunakan untuk perempuan yang tak bisa independen dan takut mengeksplor dunia di luar dirinya.

Cinderella Complex Syndrome  atau sindrom kompleks Cinderella merupakan istilah yang diciptakan oleh psikolog Colette Dowling dalam bukunya yang berjudul "The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear of Independence" yang diterbitkan pada tahun 1981.

Istilah ini mengacu pada pandangan atau kecenderungan psikologis tertentu yang dialami oleh perempuan yang merasa bergantung pada laki-laki atau memiliki rasa ketergantungan yang kuat terhadap laki-laki dalam aspek kehidupan mereka.

Istilah "Cinderella Complex" terinspirasi oleh karakter Cinderella dalam cerita dongeng, yang menggambarkan gambaran perempuan yang terjebak dalam perasaan ketergantungan dan harapannya terhadap laki-laki sebagai "penyelamat" atau figur yang akan memenuhi semua kebutuhan dan keinginannya.

Baca Juga: Impostor Syndrome, Sindrom yang Selalu Meragukan Kemampuan Diri

Tokoh princess Disney Cinderella yang menjadi inspirasi Cinderella Complex Syndrome. Foto: fanpop
Tokoh princess Disney Cinderella yang menjadi inspirasi Cinderella Complex Syndrome. Foto: fanpop

Ini bisa mengarah pada ketakutan atau ketidakmampuan untuk mengambil tanggung jawab pribadi, mandiri, atau bekerja menuju tujuan dan ambisi mereka sendiri.

Meskipun tidak diakui sebagai diagnosa resmi oleh American Psychiatric Association, istilah ini tetap memberikan gambaran yang cukup terperinci tentang kondisi tersebut. Ini mengarah pada pola pikir dan perilaku tertentu pada sejumlah perempuan, menunjukkan ketergantungan yang kuat pada laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan istilah ini harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak mengeneralisasi pengalaman semua perempuan.

PenyebabCinderella Complex Syndrome
Melansir dari Your Brain, kemunculan kondisi ini mungkin terhubung dengan pengalaman masa kanak-kanak. Selain itu, perbedaan posisi antara perempuan dan laki-laki  yang secara tidak langsung tertanam dalam diri anak-anak juga dapat menyebabkan perempuan merasa peran mereka berbeda dari laki-laki.
Peran anak perempuan yang dibedakan dengan anak laki-laki sejak kecil dapat menjadi pemicu timbulnya Cinderella Complex Syndrome. Foto: Cecilie Arcurs/istock photo
Peran anak perempuan yang dibedakan dengan anak laki-laki sejak kecil dapat menjadi pemicu timbulnya Cinderella Complex Syndrome. Foto: Cecilie Arcurs/istock photo


Orang tua cenderung memberi lebih banyak kebebasan bagi anak laki-laki untuk menjelajah berbagai hal, sementara hal ini tidak selalu berlaku untuk anak perempuan. Terkadang muncul kekhawatiran bahwa perempuan lebih rapuh dan membutuhkan perlindungan, sehingga mereka dibatasi dalam berbagai hal.

Baca Juga: Minta Maaf Terlalu Sering? Bisa Jadi itu Sorry Syndrome!

Perlakuan semacam ini dapat menghasilkan pandangan di mana perempuan merasa terbatas dalam kemampuan mereka dan kurang memiliki dorongan untuk tumbuh dan berkembang, karena timbulnya rasa takut.

Ciri-ciri Cinderella Complex Syndrome
Seorang perempuan yang mengalami Sindrom Cinderella Complex mungkin menunjukkan beberapa ciri-ciri, seperti ketergantungan emosional, perempuan dengan sindrom ini mungkin merasa sulit untuk mandiri secara emosional. Mereka menggantungkan kebahagiaan dan kepuasan mereka pada hubungan dengan laki-laki, mengabaikan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri.

Di sisi lain, mereka mungkin cenderung mengorbankan kepentingan pribadi atau ambisi demi memenuhi harapan atau keinginan laki-laki dalam hidup mereka. Mereka mungkin merasa perlu untuk selalu "menyelamatkan" atau memenuhi kebutuhan pasangannya.

Hal ini yang menyebabkan perempuan dengan sindrom ini mungkin merasa tidak nyaman atau tidak mampu mengambil kendali atas kehidupan mereka sendiri. Mereka mungkin menghindari tanggung jawab atau keputusan yang signifikan.

Bahkan, beberapa perempuan dengan sindrom ini mungkin mengandalkan laki-laki untuk dukungan finansial, bahkan jika mereka mampu mencari nafkah sendiri.

Efek Cinderella Complex Syndrome
Cinderella Complex Syndrome membuat perempuan takut untuk keluar dari zona nyaman. Foto: martin dm/istock photo
Cinderella Complex Syndrome membuat perempuan takut untuk keluar dari zona nyaman. Foto: martin dm/istock photo


Baca Juga: Kenali Penyebab Broken Heart Syndrome dan Cara Mengatasinya!

Efek Sindrom CinderellaComplex pada kehidupan sehari-hari perempuan bisa bervariasi, dikutip dari beberapa jurnal penelian, antara lain:

Keterbatasan Pengembangan Diri:  Ketergantungan berlebihan pada laki-laki bisa menghambat perkembangan pribadi, karier, dan potensi kreatif perempuan.
Hubungan yang Tidak Seimbang: Mereka mungkin terjebak dalam hubungan yang tidak seimbang, di mana mereka merasa harus selalu mengorbankan diri untuk memuaskan pasangan.
Ketidakpuasan Emosional: Bergantung pada laki-laki untuk kebahagiaan bisa menyebabkan ketidakpuasan dan perasaan tidak lengkap jika hubungan tersebut terganggu.
Rendahnya Rasa Diri: Ketergantungan berlebihan pada laki-laki dapat merendahkan rasa percaya diri perempuan, karena mereka mungkin merasa tidak memiliki nilai atau kemampuan tanpa kehadiran seorang laki-laki.
Pembatasan Potensi: Ketergantungan ini dapat membatasi perempuan dalam mencapai ambisi pribadi dan mengambil risiko yang diperlukan untuk pertumbuhan dan sukses.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu unik, dan tidak semua perempuan akan mengalami atau memperlihatkan semua ciri-ciri ini.

Jika seseorang merasa terpengaruh oleh Sindrom Kompleks Cinderella atau masalah emosional lainnya, penting untuk mencari dukungan profesional, seperti psikoterapis untuk membantu dalam pemahaman dan penanganan perasaan serta perilaku tersebut.

Editor
Komentar
Banner
Banner