bakabar.com, JAKARTA - Chinese New Year dan Lunar New Year kerap dianggap sama sebagai Tahun Baru Imlek, nyatanya keduanya memiliki perbedaan.
Meski dalam penyebutan di Indonesia keduanya dianggap sama sebagai Tahun Baru Imlek, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan dan mengenali perbedaannya akan memberikan pemahaman baru.
Melansir Chinese Highlight, Jumat (26/1), Chinese New Year lebih merujuk pada istilah yang lebih spesifik, berbeda dengan Lunar New Year yang menjadi istilah yang lebih umum.
Chinese New Year merujuk secara khusus pada acara tahun baru saat tradisi dan budaya tersebut dirayakan, dan Lunar New Year mencakup semua perayaan yang menandai tahun baru berdasarkan kalender lunar.
Diluar negeri Tiongkok, penyebutan Tahun Baru Imlek dengan Lunar New Year atau Chinese New Year mungkin tidak dianggap hal sensitif. Karena tiap negara memiliki kepercayaan, tradisi yang unik satu sama lain.
Tahun Baru Imlek turut dirayakan di berbagai negara di Asia, seperti Cina, Vietman, Singapura, Malaysia, Korea dan Indonesia. Tiap negara memiliki tradisi berbeda sesuai dengan kebiasaan di tiap-tiap negara.
Seperti di Asia Tenggara, merayakan Tahun Baru Imlek menggabungkan simbol dan kebiasaan terkait dengan perayaan di Tiongkok, seperti menggunakan atribut berwarna merah, kembang api, dan petasan, serta tak luput barongsai dan tari naga.
Sementara di Kora Selatan, Tahun Baru Imlek dikenal sebagai Seollal, pada festival ini, banyak warga mengenakan pakaian tradisional Hanbok dan melakukan ritual leluhur dan memakan masakan tradisional, tteokguk, sup dengan irisan kue beras dan jeon atau pancake.
Tanggal Perayaan Tahun Baru Imlek yang Berbeda di Tiap Negara
Membahas mengenai tanggal perayaannya, keduanya dirayakan di tanggal berbeda berdasarkan kalender di tiap negara.
Seperti Cina, Korea, Jepang dan Vietnam yang menggunakan kalender yang sama untuk merayakan Tahun Baru Imlek tersebut.
Dalam keseharian, tak apa menggunakan kedua istilah tersebut secara bergantian. Selama tidak bermaksud menyinggung, orang-orang akan senang hati berbagi dan merayakannya dengan gembira.
Tapi, dalam konteks budaya yang ketat, penggunaan kedua istilah ini kemungkinan menyebabkan kesalahpahaman jika dilakukan tidak benar.
Jalan terbaik dalam mengatakannya adalah dengan menyamakan pelafalan dengan warga lokal di tempat Anda berada untuk menunjukkan rasa hormat.