bakabar.com, JAKARTA - Ribuan masyarakat menyaksikan atraksi naga sepanjang 38 meter pada perayaan Cap Go Meh di Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Dalam pawai lampion, naga sepanjang 38 meter itu terlebih dahulu melakukan ritual di depan Klenteng atau Pekong Fuk Tet Chi Putussibau di Kompleks Pasar Merdeka Putussibau Kapuas Hulu, Sabtu malam (4/2).
Menurut Ketua Panitia Perayaan Cap Go Meh Putussibau, Stefanus permainan naga dan barongsai menyambut Cap Go Meh itu merupakan budaya dan tradisi etnis Tionghoa yang hingga saat ini masih terus terjaga dan dilestarikan.
"Kami sangat senang bisa menghibur masyarakat dan luar biasa atas penampilan drumband dari Batalyon Infanteri Raider Khusus 644 Walet Sakit, kami senang bisa berkolaborasi," ujarnya.
Baca Juga: Festival Cap Go Meh di Singkawang, Moeldoko: Ini Masuk dalam Warisan Budaya Unesco
Dikatakannya, puncak perayaan Cap Go Meh akan dilaksanakan pada Minggu malam (5/2), dalam rangkaian kegiatan tersebut, juga ada atraksi naga dan barongsai serta pentas hiburan rakyat.
Ketua Majelis Agama Konghucu Indonesia (Makin) Putussibau Kapuas Hulu, Sepien menjelaskan dalam perayaan Cap Go Meh diawali dengan ritual membuka mata naga, dengan tujuan untuk memasukkan roh naga ke dalam naga pada 1 Februari 2023.
Ia mengatakan dalam atraksi, naga itu berkeliling Kota Putussibau, termasuk ke sejumlah instansi pemerintahan untuk membersihkan roh-roh jahat.
"Naga yang diarak keliling Kota Putussibau sepanjang 38 meter dan dimainkan 40 hingga 50 orang secara bergantian," jelasnya.
Baca Juga: Warga Solo Mengeluh Pajak Rumah Naik, Gibran: Stimulusnya juga Naik
Sementara itu, salah satu warga Kota Putussibau Muhammad Andi mengaku sangat terhibur dengan atraksi naga dan drumband pada malam menyambut Cap Go Meh.
"Sangat luar biasa tradisi dan budaya permainan naga dan barongsai dari etnis Tionghoa, sangat menghibur kami, masyarakat Kapuas Hulu," katanya.
Hal senada dikatakan Fitri bahwa atraksi naga dan barongsai itu disukai semua kalangan, baik orang tua maupun anak-anak.
"Kami tadi mengikuti pawai lampion, jalanan macet masyarakat antusias menyaksikan atraksi naga, semoga budaya Tionghoa itu terus dilestarikan dan bisa untuk menarik perhatian wisatawan," ucapnya.