Rumah Terhalang Tembok

Cerita Rumah Tertutup Tembok di Bekasi: Diminta Beli Helikopter

Bekasi ini lucu. Setelah ada permukiman warga dipagar beton, sekarang muncul lagi rumah tertutup tembok. Pemiliknya; Kakek Ngadenin.

Featured-Image
Akses jalan rumah Ngadenin (63) di Jalan Jatiwaringin RT 03 RW 04, Jati Cempaka, Pondok Gede, Kota Bekasi, yang terkungkung bangunan hotel. Foto: apahabar.com/Mae Manah

bakabar.com, BEKASI - Bekasi ini lucu. Setelah ada permukiman warga dipagar beton, sekarang muncul lagi rumah tertutup tembok. Pemiliknya; Kakek Ngadenin.

Kakek itu berusia 63 tahun. Alamatnya di Jalan Jatiwaringin RT 03, RW 04, Jati Cempaka, Pondok Gede, Bekasi. Rumahnya sudah tiga tahun tertutup tembok hotel setinggi 15 meter.

Rumahnya itu bahkan tak punya jalan. Satu-satunya akses cuma got selebar dua meter.

Baca Juga: Kasihan! Rumah Lansia di Bekasi Terhalang Tebok Hotel

Awal dibangunnya hotel itu, Ngadenin mengaku tak tahu bahwa akses jalan rumahnya bakal hilang. Sempat bertanya ke pengelola, ia dapat jawaban ketus.

"Saya pernah nanya bagaimana; pak kalau saya pengin pulang ke rumah? Dijawab; ya harus beli helikopter dulu (kata pemilik hotel),” ceritanya.

Bagi Ngadenin, itu jawaban menyakitkan. Tapi dirinya tak punya pilihan. Mesti tetap sabar. Ia hanya berharap pemilik hotel sadar.

Mencoba Berkomunikasi

"Ya, namanya orang kecil begini, ya udah diem aja. Sampai bagaimana barangkali besok saya tunggu-tunggu kesadarannya, sampai sekarang gak ada kesadarannya. Sampai meninggal (pemilik hotel) gak ada kesadarannya," ucapnya.

Kalimat tak nyaman bukan cuma sekali ia terima. Istri pemilik hotel juga merespons serupa. Tak pernah ada solusi saat Ngadenin mencoba berkomunikasi.

Baca Juga: Tak Elok! Akses Jalan Rumah Warga Tertutup Tembok di Bekasi

"Istrinya juga selalu tidak di respons. Malah pernah nyangkal; kalau ketemu saya, ada apa? Begitu kata dia. Tapi ya udah, saya tetap pesan sama karyawannya saya mau ketemu langsung sama bu haji, saya pengennya yang terbaik," ungkapnya.

Tak hanya Ngadenin, tetangganya bernama Peni juga mengalami nasib serupa. Dia sudah pindah tempat tinggal ke daerah Jatiasih.

Sementara Ngadenin dan sang istri kini tinggal di Warung Solo Pak Dadi di Jalan Anugrah Raya Jatiwaringin. Letaknya sekitar 100 meter dari rumahnya itu.

Editor


Komentar
Banner
Banner