bakabar.com, JAKARTA- Safitri Puspa (42) berharap anaknya Panghegar Bhumi (8) kembali sehat. Takdir berkata lain, kepergian sang buah hati untuk selamanya akibat gagal ginjal akut. Kini hanya menyisakan trauma mendalam.
"Anak kami baru berpulang sebulan kemarin. Sampai saat ini saya masih traumatis," ucap Safitri, di Jakarta, Sabtu (19/11).
Sebagai seorang ibu, ia hanya Menginginkan kesembuhan untuk anaknya, namun obat sirop yang diberikan kepada anaknya Panghegar berujung maut pada 15 Oktober 2022.
"Saya yang memberikan obat sirop tersebut untuk diminum, saya tidak pernah tahu kalau itu ternyata racun, karena saya sangat percaya dengan dokter dan fasilitas kesehatan," jelasnya.
Baca Juga: Biadab! Terseret Kasus Gagal Ginjal Akut, Bos Chemical Samudera Buron
Penyesalan seorang ibu yang secara tidak langsung memberikan racun kepada sang anak tercintanya, kini menyisakan trauma mendalam atas kepergian anak untuk selamanya.
"Bahkan teringat terus trauma yang saya rasakan seumur hidup saya," kata Safitri sambil menangis.
Sebelumnya Safitri menceritakan awal putra keduanya mengalami demam tinggi hingga 40,5 derajat celcius pada Jumat 23 September 2022, sehari kemudian ia membawa anaknya ke fasilitas kesehatan, demam sang anak pun berangsur mulai turun.
Kemudian pada hari Senin 26 September 2022 Panghegar kembali demam tinggi, dan dibawa kembali ke fasilitas kesehatan. Dokter juga sempat mendiagnosis penyakit demam berdarah dan saat itulah ia mendapatkan resep racun tersebut.
"Saat itu trombosit naik, tapi leukosit naik karena tanggal 26 September obat diganti," jelasnya.
Safitri mengaku minta diresepkan obat tablet diganti sediaan sirop paracetamol dari salah satu produsen yang kini sedang bermasalah, ia juga menjelaskan saat itu satu satunya obat yang dikonsumsi anaknya sediaan sirop.
Baca Juga: DKI Tertinggi Kasus Gagal Ginjal Akut di Indonesia, Jabar Kedua
Sejak saat itu Panghegar masih menjalani perawatan untuk demam berdarah, karena tidak ada gejala khas gagal ginjal akut. Namun, meskipun sudah menjalani perawatan, kondisi Panghegar berangsur memburuk
"Saya baru mengetahui anak saya tidak pipis dari hari kedua saat diinfus tidak berkemih dan ada penurunan fungsi ginjal," jelasnya
Safitri juga menyebut, sang anak sempat menjalani hemodialisis atau cuci darah sebanyak dua kali namun tak membuahkan hasil.
"Tanggal 5 itu anak saya sudah dijadwalkan HD yang pertama,meski ada penurunan kesadaran, anak saya masih pada responsive pain. Masih bisa bilang mau muntah, mual, sakit," tuturnya.
Baca Juga: Polisi Selidiki Dugaan Pidana Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Pada Anak
Seminggu sudah menjalani perawatan di rumah sakit RSCM, kondisi anaknya semakin memburuk. Perawatan yang diberikan sifatnya adalah supporting treatment untuk mengobati kegawatan yang terjadi di semua organ.
"Setelah itu, anak saya masih ada respon setiap interval 5 menit. Sampai anak saya benar benar tidak sadar hingga waktu berpulangnya," pungkasnya