Ada yang menggelar doa bersama, ada pula sekadar foto-foto.
“Dulu di Lampihong ada juga fenomena demikian. Kalau ada kayu atau rumput yang nyala kadang dibawa pulang,” ujar Emma Rivilia, salah satu tokoh pemuda Amuntai dihubungi media ini, Senin sore (30/5).
Belakangan diketahui, kuburan tersebut adalah makam seorang warga yang meninggal saat Ramadan tadi. Emma sendiri belum pernah mendatangi kuburan tersebut.
“Tapi warga mengaku memang ada yang melihat cahaya putih,” ujarnya.
Pada kesimpulannya, berdasar fakta kepolisian dan pengakuan sejumlah warga, kebenaran jika kuburan tersebut mengeluarkan cahaya masih diragukan.
Emma memandang dilematis fenomena ini. “Karena cara pandang masyarakat ‘kan beda-beda,” ujarnya.
Menurutnya, bagus saja jika warga berbondong-bondong mendatangi kuburan dengan maksud mendoakan empunya kubur. Namun tentu menjadi syirik untuk maksud lain.
“Kan bisa juga ada kandungan fosfor. Punya kemampuan menyimpan energi. Lalu mengeluarkan cahaya,” ujar ketua Brigade 08, salah satu kelompok relawan di HSU ini.
Kemungkinan lainnya adalah keberadaan hewan yang bisa menyala dalam gelap, seperti kunang-kunang.
“Kalau dulu mungkin susah membuktikan. Tapi, kalau sekarang, ada ahlinya. Intinya, asal masyarakat jangan sampai syirik, dan mengganggu ketenangan warga saat tengah malam,” pungkasnya.