bakabar.com, JAKARTA - Pos pelayanan terpadu (posyandu) disebut dapat menekan angka kasus stunting dengan melakukan pemantauan kondisi kesehatan ibu hamil. Hal tersebut dilakukan secara prioritas oleh Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menerangkan dengan mengoptimalkan peran posyandu, maka akan lahir bayi yang sehat dan normal.
Kabupaten Bantul dalam rata-rata per tahun angka kelahiran bisa mencapai 11 ribuan bayi. Bagi Abdul, jumlah tersebut dinilai besar.
Baca Juga: IDI Sebut Penguatan Peran Dokter Umum Penting untuk Cegah Stunting
Apabila 19 persen dari total angka kelahiran tersebut dalam kondisi stunting, maka akan ada seribu bayo yang dalam kondisi stunting.
"Makanya perlu pemantauan dini melalui posyandu-posyandu kita yang jumlahnya lebih dari seribu posyandu dengan kader lebih dari 10 ribu orang," katanya seperti dilansir Antara, Jumat (3/3).
Kasus stunting merupakan musuh bangsa yang berbahaya. Karena itu diperlukan peran dan komitmen semua pihak. Sebab, di masa depan tidak bisa dibayangkan kondisi anak-anak Indonesia kurus, pendek, kurang gizi, mental terganggu dan kurang cerdas.
Dengan kondisi anak stunting, juga akan turut membebani orang tua. Hal tersebut juga akan berimbas pada tanggung jawab negara dalam bentuk perhatian yang lebih pada bayi yang lahir dalam kondisi stunting.
Baca Juga: Cegah Stunting Sejak Dini, IDI Kolaborasi dengan 7 Organisasi Profesi
Pemkab Bantul juga akan memberikan bantuan pedukuhan melalui mekanisme Bantuan Keuangan Khusus (BKK) yang disalurkan ke pemerintah kelurahan yang digunakan untuk posyandu, pengelolaan sampah dan PAUD di setiap pedukuhan.
"Karena itu kita tidak ragu-ragu alokasikan penanggulangan stunting ini dengan memberikan bantuan kepada pedukuhan sejumlah Rp50 juta per pedukukan melalui program pemberdayaan masyarakat berbasis pedukuhan," katanya.