Tentu saja ketika menjadi kepala daerah, ia mampu mengakselerasikan kecintaannya tersebut lewat Koni Barito Utara. Puncaknya adalah ketika Barito Utara berhasil ditunjuk menjadu tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi Kalimantan Tengah ke-11 pada tahun 2018 yang bersifat mandiri dan pertama kali dilaksanakan di luar Ibukota Kalteng.
Sebagai event tertinggi, prestisius, dan bergengsi di Kalteng, menjadi tuan rumah Porprov adalah langkah berani dan luar biasa. Sebab sebelumnya event ini tidak pernah dilaksanakan diluar Ibukota Provinsi dengan alasan biaya, dan sarana prasarana yang tidak memadai.
Koyem pun secara simultan dan masif membangun dan merehabilitasi sarana prasarana, pengadaan alat-alat tanding, dan mensinergikan prestasi atlet-atlet Barito Utara dengan KONI Kalteng.
Pelaksanaan ini berhasil dan sukses baik dari segi penyelenggaraan, prestasi, serta pertanggung jawaban. Dengan raihan medali nomor urut 2 di bawah Kota Palangka Raya setelah sebelumnya hanya selalu bertengger di 5 besar. Clue-nya even ini selanjutnya dengan mudah bisa di contoh dan di ikuti oleh daerah lain di Kalteng.
Koyem juga mencoba menata sistem manajemen fundamental dalam administrasi yaitu akuntabilitas penggunaan anggaran. Tiap saat ia berkomunikasi dan berinteraksi dengan berbagai pihak, tidak sungkan belajar, dan hasilnya langsung terealisasi.
Barito Utara langsung mendapat Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) pada tahun 2014, setelah sebelumnya kerap mendapat disclaimer. Tahun-tahun selanjutnya Pemerintah Kabupaten Barito Utara langsung melesat meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), 7 kali berturut-turut hingga tahun 2022.
Dari sisi perdagangan, Koyem berhasil mempertahankan, bahkan meningkatkan laju pertumbuhan di saat pertumbuhan nasional dan global yang mengalami perlambatan akibat terjadinya akibat terjadinya resesi ekonomi, yaitu dari angka 5,51% pada tahun 2013, naik menjadi 6,28% pada tahun 2017.
Di bidang pendidikan, Koyem menginstruksikan dinas terkait agar membangun dan merehabilitasi sekolah secara masif, sarana penunjang, ketersediaan tenaga pendidik, dan sejahteranya tenaga pendidik menjadi tolak ukur pemicu naiknya secara drastis kualitas dan kuantitas pendidikan di Barito Utara.
Karena sumber daya manusia berkualitas adalah tabungan multi effect untuk masa depan Barito Utara. Dimana puncaknya, akselerasi jasa di bidang pendidikan meningkat, dari 4,40 pada tahun 2013, menjadi 6,72 pada tahun 2017.
Untuk ketersediaan air bersih yang merupakan kebutuhan utama masyarakat, dari tengah kota hingga ke pelosok-pelosok desa, Koyem menginstruksikan PDAM agar memperbesar kapasitas distribusi air dengan menambah sarana prasarananya dalam hal mengimbangi kebutuhan masyarakat yang juga semakin besar.
Sehingga tidak heran, stressing dari kepala daerah untuk pemenuhan ketersediaan air, PDAM berhasil menaikan tingkat layanan dan pemenuhan dari sebelumnya hanya 5,51% pada tahun 2013, meningkat jadi 6,28% pada tahun 2017.
Untuk Indeks Pembangunan Manusia yang berfungsi untuk mengukur pencapaian suatu daerah dalam melaksanakan pembangunan yang berbasis pada beberapa komponen dasar kualitas hidup masyarakatnya.
Di bawah kepemimpinan Koyem sebagai Bupati, angka IPM Barito Utara terus meningkat dari 65,12 persen pada tahun 2013, menjadi 68,72 persen pada tahun 2018. Hal itu dipacu dengan tersedianya lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, dan angka harapan hidup yang terus bertumbuh secara positif di Barito Utara.
Dulu, meskipun di Kabupaten Barito Utara, khususnya di Kota Muara Teweh, ada banyak SPBU. Akan tetapi masih banyak yang harus antri cukup panjang, begitu datang BBM yang bersubsidi.
Akibatnya banyak masyarakat yang sebenarnya sangat membutuhkan subsidi, justru tidak kebagian dari suplai tersebut. Koyem pun mengusulkan pembangunan SPBU baru yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (Perusda) milik Pemkab.
Meskipun prosesnya cukup alot, karena izinnya baru bisa keluar setelah beberapa tahun, tapi akhirnya dengan kerja keras Perusda Batara Membangun, SPBU Mitra Batara Sarana Mandiri pun akhirnya berhasil di bangun, dan diresmikan oleh Koyem selaku Bupati Barito Utara, pada 25 Februari 2019 lalu.
Semenjak adanya SPBU tersebut, warga barut tidak lagi harus mengambil antrian panjang, ataupun kuatir akan tidak kebagian BBM bersubsidi.
Sekarang, status SPBU PT MBSM itu statusnya telah meningkat, dari Modular menjadi Reguler. Dan Perusda Batara Membangun pun juga telah diresmikan sebagai Distributor Pupuk Non Subsidi PT Pupuk Kaltim.
Di bidang ketahanan pangan, Koyem benar-benar dapat mengembangkan lahan-lahan potensial yang ada di Kabupaten Barito Utara untuk berbagai kegiatan, baik pertanian ataupun perkebunan.