bakabar.com, BANJARMASIN - Buntut kematian 3 Tenaga Kerja Asing (TKA) China, semua kegiatan PT Sumber Daya Energi (SDE) di Kotabaru ditutup untuk sementara.
Penutupan tersebut berlangsung sampai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merespons hasil investigasi yang dilakukan Inspektorat Pertambangan Kementerian ESDM di Kalimantan Selatan.
"Kami sudah melakukan investigasi ke lapangan dan biasanya akan berlangsung selama sepekan. Hasil investigasi langsung disampaikan ke Kementerian ESDM," papar Inspektur Pertambangan Kementerian ESDM di Kalsel, Hendri, Sabtu (18/3).
"Sebelum Kementerian ESDM memberikan rekomendasi, aktivitas pertambangan di lokasi itu harus ditutup dan tidak boleh beroperasi,” tegasnya.
Sebelum kejadian yang menewaskan 3 TKA dari China tersebut, pemeriksaan sedianya sudah dilakukan Agustus 2022. Pengecekan dilakukan setelah perusahaan yang bersumber dari 70 persen saham perusahaan China ini mulai melakukan aktivitas pertambangan.
"Kelengkapan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) memang tersedia. Namun mereka tidak memberdayakan pendamping lokal. Semuanya yang bekerja di bagian teknis merupakan TKA," papar Hendri.
PT SDE sendiri memiliki izin usaha pertambangan sejak 2014. Dikutip dari laman modi.esdm.go.id, PT SDE tercatat memiliki IUP dengan nomor 545/13/IUPOP/D.PE/2014.
Meski demikian, kegiatan baru dimulai sejak 2021 berupa kegiatan infrastruktur. Kemudian mulai 2022, mereka mulai menggali terowongan, "Sampai sekarang mereka belum operasi produksi, karena baru tahap penggalian,” beber Hendri.
"Memang gas beracun dalam operasi pertambangan batubara underground merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi. Namun demikian, kami tak ingin mendahului hasil investigasi," tukasnya.
Di sisi lain, proses penyelidikan kematian TKA China tersebut masih berproses di Polda Kalsel. Mereka bahkan sudah menerjunkan tim gabungan sejak, Rabu (15/3).
Namun sampai sekarang, proses autopsi ketiga jenazah belum juga dilakukan. Penyebabnya keluarga maupun perwakilan Kedutaan Besar China belum juga datang.
“Belum dilakukan autopsi, karena Kedubes China belum datang," jelas Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Moch Rifa'i, Jumat (17/3).