bakabar.com, MARABAHAN – Tren Citayam Fashion Week (CFW) di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, ternyata juga sampai ke Marabahan, Barito Kuala, Senin (1/8) malam.
Format yang diusung kurang lebih sama. Semua penampil mengenakan outfit masing-masing, lalu berjalan melintasi zebra cross.
Namun demikian, CFW di Marabahan yang dinamai Saran Tewang Festival Fashion On The Street, memiliki banyak perbedaan dengan event sesungguhnya di Dukuh Atas.
Dari penamaan saja, CFW di Marabahan mengkolaborasikan Bahasa Bakumpai dan Inggris. Adapun sarang tewang diambil dari Bahasa Bakumpai yang berarti di pinggir sungai.
Saran Tewang Festival Fashion On The Street sendiri digelar di Siring Ulek Marabahan. Sedangkan zebra cross baru dibikin untuk kebutuhan event.
Di sisi lain, kawasan itu bukan jalur lalu lintas utama, tidak padat, serta jalan yang diseberangi hanya selebar sekitar 5 meter.
Pun penampil bukan muda-mudi, melainkan sejumlah ASN perempuan perwakilan puluhan Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di Batola.
Kemudian 5 kepala SKPD perempuan, 8 anggota DPRD perempuan, Ketua TP PKK Saraswti Dwi Putranti, termasuk Bupati Hj Noormiliyani AS yang tampil paling terakhir.
Diketahui Saran Tewang Festival Fashion On The Street masih dalam rangkaian Festival Muharram di Batola. Makanya semua model dadakan itu tampil mengenakan busana muslimah beraneka model dan warna.
Saran Tewang Festival Fashion On The Street pun mendapat banyak perhatian masyarakat yang menyaksikan di sisi jalan.
Sesekali mereka bertepuk tangan, terutama ketika Noormiliyani yang mengenakan dress putih-putih dan hijab berwarna senada, melintasi zebra cross.
Sementara Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor, tak kalah antusias. Menggunakan kamera ponsel, Rahmadian Noor mengabadikan penampilan Saraswati Dwi Putranti, ketika sang istri melintas di zebra cross.
“Saran Tewang Festival Fashion On The Street ini menjadi salah satu ide yang bagus. Terlebih kalau diadakan sesuai rencana awal,” papar Noormiliyani.
Awalnya format Saran Tewang Festival Fashion On The Street digelar berbarengan dengan bazaar busana muslim berharga terjangkau. Setiap baju yang unik dipinjam untuk diperagakan.
“Namun karena waktu yang terbatas, akhirnya hanya mengumpulkan perwakilan semua SKPD. Mudahan kedepan bisa lebih meriah,” beber Noormiliyani.
“Kegiatan serupa bisa saja dilanjutkan, selama tidak membahayakan lantaran dilakukan di jalan raya seperti di Citayam. Apalagi lalu lintas kendaraan di Siring Ulek Marabahan tidak banyak,” sambungnya.
Selain aksi perempuan-perempuan spesial di Batola, juga ditampilkan peserta lomba Saran Tewang Festival Fashion On The Street.
Dari kategori anak-anak, lomba dimenangi Aqillah Zhafira Putri Gunardi. Sedangkan Gevherhan Neyla Putri memenangi kategori remaja.