Pemkab Barito Kuala

Hadapi Puncak Kemarau, Batola Gelar Rakor Kesiapsiagaan Bencana Karhutla

Mengantisipasi kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Pemkab Barito Kuala (Batola) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar rapat ko

Featured-Image
Bupati Barito Kuala, H Bahrul Ilmi, memberikan arahan dalam rakor kesiapsiagaan bencana karhutla di Aula Selidah, Marabahan, Minggu (10/8). Foto: Diskominfo Batola

bakabar.com, MARABAHAN - Mengantisipasi kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Pemkab Barito Kuala (Batola) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar rapat koordinasi kesiapsiagaan di Aula Selidah, Marabahan, Minggu (10/8).

Dibuka Bupati H Bahrul Ilmi, rakor dihadiri sekitar 201 peserta yang terdiri dari seluruh lurah dan kepala desa. Selain mempererat silaturahmi, pertemuan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan memperkuat kesiapsiagaan menghadapi karhutla.

Juga berhadir Kepala Dinas Pembedayaan Masyarakat Desa (DPMD) Moch Aziz, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) H Jaya Hidayatullah, dan Kasat Pol PP Muhammad Sya'rawi.

Kemudian Pengamat Meteorologi dan Geofisika di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Arif Rahman, dan Kasubbid Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Ariansyah.

Adapun rakor di tingkat kabupaten tersebut merupakan tindak lanjut Rakor Kesiapsiagaan Karhutla Kalimantan Selatan yang dipimpin langsung Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, Kamis (7/8).

“Setiap memasuki musim kemarau, hutan dan lahan persawahan mengering. Kondisi ini diperparah dengan kemunculan titik api, baik karena faktor alam maupun perilaku sebagian masyarakat yang membersihkan lahan dengan cara dibakar,” ungkap Bahrul.

"Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa kesiapsiagaan semua pihak merupakan hal penting. Kesiapsiagaan ini berhubungan pengorganisasian dan langkah tepat guna," imbuhnya.

Bahrul juga menegaskan bahwa Instruksi Presiden Prabowo Subianto sudah jelas mengenai pelaksanaan tugas penanggulangan karhutla dan bencana alam lain.

"Sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menghadapi fenomena perubahan iklim, cuaca ekstrem, dan potensi bencana,” beber Bahrul.

Mengutip data Sistem Pemantauan Karhutla (Sipongi) Kementerian Lingkungan Hidup, karhutla tertinggi di Batola selama tujuh tahun terakhir terjadi di musim kemarau 2023 seluas 22.027,55 hektare.

Batola sendiri menduduki peringkat kelima dengan karhutla terbanyak di Kalsel sepanjang 2023. Terbanyak di Banjar dengan luasan terbakar 49.529,82 hektare, Hulu Sungai Selatan 33.031,51 hektare, Tanah Laut 31.095,95 hektare dan Tapin 26.832,15 hektare.

Sementara di musim kemarau 2024, lahan yang terbakar di Batola seluas 422,76 hektare atau peringkat keempat terbanyak setelah Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut dan Banjar.

Editor


Komentar
Banner
Banner